Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Partai Demokrat NTB memberikan catatan kritis terhadap kinerja Zulkieflimansyah - Sitti Rohmi Djalillah.
Tahun 2023 merupakan masa terakhir kepemimpinan paket dua doktor ini sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTB.
Pasangan yang mengusung visi "NTB Gemilang" ini akan turun takhta pada 19 September 2023 mendatang.
Ketua DPD Partai Demokrat NTB Indra Jaya Usman tak segan melontarkan kritik ke pasangan Zul-Rohmi.
Baca juga: PKS NTB Nilai Keberadaan Penjabat Gubernur Bukan Batu Sandungan bagi Zul-Rohmi di Pilkada
Secara moral, dia menilai partainya punya tanggung jawab lebih untuk mengawal dan mengkritisi kinerja Zul-Rohmi.
Pasalnya, pada Pilkada 2018 silam, Partai Demokrat merupakan salah satu partai pengusung Zul-Rohmi.
Menjelang masa jabatan berakhir, banyak janji kampanye Zul-Rohmi yang belum ditunaikan ke masyarakat.
"Kemiskinan hanya turun kurang dari 1 persen sejak memimpin pasca-TGB, pengangguran juga semakin tinggi, pertumbuhan ekonomi tidak berkualitas," kata pria yang kerap disapa IJU ini saat dihubungi TribunLombok.com, Selasa (3/1/2023).
IJU memberi atensi khusus terhadap program industrialisasi.
Ia melihat, isu utama indsutrialisasi sebagai soko guru yang dikampanyekan untuk membangun NTB, belum bersifat sistemik dan massif, masih sebatas kampanye ke kampanye.
Dikatakan IJU, faktanya output ekonomi dari industrilisasi cenderung mengalami penurunan.
Baik itu dari sisi pekerja dan juga produk industri.
Terkait pertumbuhan ekonomi, IJU menggarisbawahi bahwa mayoritas pertumbuhan ekonomi NTB ditopang oleh sektor tambang.
"Tingginya angka pertumbuhan lebih ditunjang oleh sektor pertambangan besar seperti PT AMMAN, yang tidak banyak menyentuh mayoritas rakyat sampai lapisan terbawah, ini salah fokus, ini tumbuh tapi tidak berkualitas, tidak berkeadilan," bebernya.