7. Pusat Erupsi Masih Menyimpan Endapan
Hal ini menunjukkan aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan material dari pusat erupsi.
Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru.
Baca juga: Status Gunung Semeru Naik Menjadi AWAS per Minggu 4 Desember 2022, Erupsi Masih Berlangsung
Pemantauan deformasi masih menunjukkan terjadinya inflasi (peningkatan tekanan) yang menunjukkan masih terjadinya proses suplai magma ke dalam kantong magma maupun ke permukaan.
Pemantauan area panas (hotspot) menunjukkan adanya anomali thermal sekitar 12 Mw di sekitar area kawah yang mengindikasikan masih adanya tumpukan material panas pada kawah Gunung Semeru.
8. De Javu Erupsi 4 Desember 2021
Erupsi Gunung Semeru Minggu 4 Desember 2022 ini mengingatkan pada peristiwa serupa pada 4 Desember 2021 silam.
Dalam siaran pers PVMBG 5 Desember 2021 yang dikutip Minggu (4/12/2022), Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru terjadi pada 4 Desember 2021.
Kala itu, APG yang merupakan karakteristik ancaman khas Gunung Semeru ini berupa awan panas yang berasal dari ujung aliran lava pada bagian lereng gunung.
Endapan APG terdiri dari material batuan bersuhu tinggi 800-900 derajat Celcius yang bergerak ke arah lereng tenggara G. Semeru sejauh ± 4 km dari puncak, atau ± 2 km dari ujung aliran lava.
APG memasuki lembah Sungai Kobokan dan berinteraksi dengan air sungai beserta material lama yang terdapat di dalam badan sungai, membentuk aliran lahar sepanjang aliran Sungai Kobokan.
(TribunLombok.com)