Pendidikan
Mendikdasmen Sampaikan Pandangan Pendidikan Bermutu dan Inklusif di G20 Interfaith Forum
Menurut Mu’ti, pendidikan adalah sarana paling efektif untuk membangun peradaban yang berlanjutan.
TRIBUNLOMBOK.COM - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti mendorong pendekatan pendidikan bermutu dan inklusif untk membangun peradaban.
Hal itu disampaikan Abdul Mu’ti, dalam pidato pada G20 Interfaith Forum di Cape Town, Afrika Selatan, Selasa (11/8/2025).
Menurut Mu’ti, pendidikan adalah sarana paling efektif untuk membangun peradaban yang berlanjutan dengan bertumpu pada kemampuan etika, moral, dan karakter.
“Tidak ada seorang pun, terutama anak-anak, yang boleh tertinggal dari pendidikan hanya karena faktor ekonomi, geografis, kondisi fisik, gender, etnis, ras, atau agama,” tegasnya dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (13/7/2025).
Ia juga berpandangan bahwa literasi lintas budaya dan agama penting untuk membangun karakter yang menjunjung pluralisme positif, toleransi, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Menurutnya, karakter tidak terbentuk secara instan, tetapi melalui pembiasaan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Ketua DPRD NTB Isvie Rupaeda Diperiksa Jaksa Kasus Pokir 2025
Sebagai respons terhadap perkembangan zaman, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menjalankan dua program utama sebagai langkah awal dalam pembentukan karakter anak di Indonesia yaitu Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang meliputi pembiasaan bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, giat belajar, aktif bermasyarakat, dan tidur cepat.
“Setiap guru menjadi “orang tua kedua” bagi siswa, membimbing potensi mereka untuk tumbuh menjadi generasi unggul,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Mendikdasmen juga mengungkapkan tentang pendekatan Pembelajaran Mendalam yang akan diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia.
“Pembelajaran Mendalam hadir untuk mengajak anak tidak hanya sekadar mengetahui namun juga memahami pelajaran secara lebih mendalam dan holistik dan mengedepankan tiga aspek, yakni joyful, meaningful, dan mindful,” jelasnya.
Setelah Mendikdasmen menyampaikan paparannya, acara berlanjut dengan diskusi panel yang menghadirkan para narasumber, yaitu Menteri Pendidikan Dasar, Afrika Selatan, Siviwe Gwarube; Direktur Eksekutif Leimena Institute, Indonesia, Matius Ho; Direktur Eksekutif Arigatou International Geneva, Kolombia, Maria Lucia Uribe Torres; Ketua Dewan Direksi Doha International Center for Interfaith Dialogue, Ibrahim Saleh Al-Naimi; Kepala Kantor Wakil Menteri Pembangunan Sosial, Kementerian Pembangunan Sosial, Afrika Selatan, Muhammed Haron; Rektor sekaligus CEO Africa University, Kenya Peter Mageto; dan Guru Besar Pendidikan di Stellenbosch University, Afrika Selatan, Jonathan Jansen.
G20 Interfaith Forum (IF20) berlangsung pada 10-14 Agustus di Cape Town, Afrika Selatan dan mengangkat tema "Ubuntu in Action: Focus on Vulnerable Communities." Sejak berdiri pada 2014, IF20 menjadi wadah jejaring interfaith yang mempertemukan pemimpin agama, masyarakat, akademisi, dan organisasi. Forum ini bertujuan mempromosikan dialog antar-agama dan kerja sama internasional untuk merumuskan rekomendasi kebijakan di tingkat G20.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.