Tempat hiburan merupakan momok peredaran gelap narkotika.
Selain itu wawasan tentang bahayanya narkotika di masing-masing daerah berbeda.
Kata Kombes Pol Deddy Supriadi, pendidikan agama sangat tinggi di Lombok Timur menjadi salah satu faktor penting dalam pencegahan narkotika.
"Di dalam agama, narkotika kan haram. Makanya ga berani main-main sama narkotika," tuturnya.
Hal itu diperkuat dengan banyaknya pondok pesantren yang dibangun di Lombok Timur.
Di dalam pondok pesantren juga kerap ada edukasi terkait bahaya narkotika.
Begitu pun di sisi ekonomi, pembeli narkotika jenis sabu pun tidak main-main.
Beberapa waktu lalu Polresta Mataram melakukan penangkapan pengguna narkotika dari berbagai kalangan atas.
Hingga Pegawai Negeri Sipil di Kota Mataram kerap terjaring oleh Sat Resnarkoba Polresta Mataram saat sedang pesta narkoba.
"Faktor ekonomi juga menjadi penentu. Kalau tidak ada uang ya enggan coba-coba, takut tidak bisa membeli," terang Kombes Pol Deddy Supriadi.
Terlepas dari berbagai kondisi di atas, pihaknya tetap melakukan koordinasi setiap bulannya, terkait hasil penangkapan.
"Terus kami evaluasi setiap bulan melalui zoom meeting, yang bagus prestasinya kita minta tetap pertahankan, yang menurun ya kita minta tingkatkan," ujar Kombes Pol Deddy Supriadi.
Kombes Pol Deddy Supriadi meracik formula khusus untuk kolaborasi antar polres jajaran Polda NTB.
Hal itu demi meningkatkan angka pengungkapan narkotika dan pencegahan peredaran gelap narkotika di NTB.
(*)