Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Tim gabungan RSUD Provinsi NTB, Universitas Indonesia (UI) dan Poltekkes Semarang melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau pengmas di Lombok Timur.
Fokus kegiatan berupa edukasi dan pendampingan bagi petani di Sembalun, Lombok Timur tentang bahaya penggunaan pestisida yang tidak sesuai prosedur dan bahaya sengatan panas.
Baca juga: Direktur RSUD Provinsi NTB Minta Poliklinik Dibuat Senyaman Mungkin bagi Pasien
Baca juga: 16 Kelompok Kerja Tim Akreditasi RSUD Provinsi NTB Ikut Bimbingan Teknis Akreditasi
Kegiatan ini didanai Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia (DPPM UI).
Tim pengabdi yang hadir dalam kegiatan ini merupakan kolaborasi dari Universitas Indonesia (Doni Hikmat Ramdhan,Ph.D dan Shafira Agustina), RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat (Siti Syahidati Fauzana, MPH dan Husairi, SKM), Universitas Diponegoro (Dion Zein Nuridzin, MKM), dan Poltekkes Kemenkes Semarang (Retnowati, MKM).
Kegiatan edukasi dilaksanakan di Kantor Desa Sembalun diikuti 40 orang peserta dari berbagai desa di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Retnowati, MKM saat membuka kegiatan itu mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada peserta.
Sambutan pertama disampaikan H Husnul, perwakilan dari UPP Pertanian Sembalun sekaligus perwakilan aparatur desa.
Sambutan kedua disampaikan oleh Dion Zein Nuridzin, MKM selaku perwakilan tim pengabdi.
Dion mengatakan, kegiatan ini telah mendapatkan dukungan dari Bupati Lombok Timur dan jajaran.
Dion juga menyampaikan tim fokus untuk melakukan edukasi terkait dampak kesehatan dari paparan pestisida dan panas.
Diharapkan kegiatan ini dapat berjalan lancar dan bermanfaat bagi para peserta. Acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan edukasi yang dibagi dalam tiga sesi.
Sesi pertama penyampaian bahaya pestisida yang disampaikan Koordinator Penyuluh Dinas Pertanian Lombok Timur, Zainuddin, SP.
Dia mengajak petani untuk menggunakan pestisida secara bijak sesuai dengan dosisnya dan mengingatkan untuk back to nature.
Selain itu, dia mengimbau petani agar tetap menggunakan APD selama melakukan penyemprotan karena mencegah lebih baik dari mengobati.