TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah penyakit yang menyerang paru-paru dalam jangka Panjang, dan menghalangi aliran udara, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas.
Dokter Spesialis Paru Konsultan RSUD Provinsi NTB dr. Komang Sri Rahayu Widiasari, Sp.P(K) menjelaskan, PPOK merupakan penyakit paru menahun yang sifatnya menetap, dan semakin memberat dari waktu ke waktu.
"Penyakit ini disebabkan oleh peradangan yang terlalu lama, tapi PPOK dapat diobati dan dicegah,"jelasnya.
Gejala PPOK biasanya baru akan muncul ketika kerusakan yang terjadi pada paru-paru sudah cukup parah.
Gejala tersebut akan terus memburuk seiring dengan berjalannya waktu.
Beberapa gejala umum dari PPOK adalah seperti sesak nafas, dada terasa berat, batuk kering ataupun berdahak, kemudian cepat merasa lelah saat beraktivitas, dan suara nafas berbunyi mengi.
Adapun faktor yang berisiko menyebabkan PPOK yaitu, kebiasaan merokok atau terpapar asap rokok dalam jangka waktu yang lama.
Ini menjadi faktor risiko yang paling sering menyebabkan PPOK.
"Kemudian yang kedua adalah polusi udara baik itu di luar rungan maupun di dalam ruangan,"terangnya.
Terpapar polusi udara seperti debu, asap pembakaran, maupun zat kimia tertentu dalam jangka waktu yang lama.
"Ketiga adalah faktor genetik yang memungkinkan berperan diantaranya defisiensi alfa-1 antitrypsin (AAT),"lanjutnya.
Pengobatan PPOK untuk mengatasi gejala mencegah komplikasi dan keperluan tindakan medis dapat dilakukan di RSUD Provinsi NTB.
Sebagai informasi, PPOK merupakan penyebab kematian ke-3 terbanyak di dunia.
Sementara menurut data Kementerian Kesehatan RI, prevalensi PPOK di Indonesia mencapai 16 juta kasus.
Sebanyak 57 persen kasus PPOK di Indonesia terjadi pada laki-laki. Hal ini erat kaitannya dengan kebiasaan merokok.