Gubernur NTB Sebut Ribut Soal Tagihan Utang ke Ketua PKB Bukan Urusan Publik dan Sangat Politis

Penulis: Lalu Helmi
Editor: Sirtupillaili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur NTB Zulkieflimansyah

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Gubernur NTB Zulkieflimansyah memberikan tanggapan ihwal viralnya surat kuasa tagihan utang dirinya ke Ketua DPW PKB NTB Hadrian Irfani.

Menurut Gubernur NTB Zulkieflimansyah, respons yang muncul sarat akan nuansa politis. Ada pihak yang ingin membuat hubungan baiknya dengan Hadrian Irfani terganggu.

“Yang bersangkutan (Ketua DPW Partai PKB NTB Hadrian Irfani) bukan masalah apa-apa. Itu ada yang ribut. Iya itu sangat politis lah. Saya sama ketua PKB itu tidak ada masalah apa-apa. Kita masing-masing sudah ngobrol kok,” kata Gubernur NTB Zulkieflimansyah, saat ditemui TribunLombok.com, Jumat (22/7/2022).

Menurutnya surat kuasa yang diberikan Dr. Zul ke anggota DPRD NTB Najamuddin Moestafa itu semata-mata hanya untuk menagih utang kepada Ketua DPW Partai PKB.

“Iya itu cuma ada surat kuasanya. Ya wajar kita ada yang mau menagih ya kita tanda tangan saja,” katanya.

Baca juga: Gubernur NTB Bersyukur Memperoleh Jatah 1,4 Juta Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku

Disoal terkait utang piutang apa dengan ketua DPW Partai PKB, Doktor Zul mengaku bahwa uang tagihan sebesar Rp 1,45 miliar tersebut bukanlah urusan publik.

“Itu duit apa? Nggak ada itu cuma urusan saya sama sama dia. Itu sangat politis lah,” ujar Zul.

Terpisah, Kepala Kejaksaan Tinggi NTB Sungarpin mengatakan, pihaknya telah memanggil anggota DPRD NTB NTB Najamuddin Moestafa pada, Selasa (19/7/2022) lalu untuk dimintai keterangan terkait beredarnya surat kuasa tagihan utang piutang ketua DPW Partai PKB ke Gubernur NTB Zulkieflimansyah.

“Jadi gini, kami mengundang saudara (Najamuddin Moestafa) masih sebatas ingin klarifikasi. Tidak ada apa-apa. Hanya saja saya ingin tahu karena beritanya simpang siur kan di media sosial,” kata Sungarpin, Jumat petang.

Baca juga: Gubernur NTB Salat Idul Adha di Sembalun, Serahkan Satu Ekor Sapi Kurban di Masjid Ittihadul Islam

Baca juga: Gubernur NTB Minta Badan Pangan Nasional Naikkan Harga Beli Jagung dari Rp3.150 ke Rp4.400

Dalam masalah surat kuasa utang piutang yang beredar lanjut Sungarpin, Kejaksaan NTB pada dasarnya hanya sebatas untuk mengetahui jenis hutang apa yang ditagih Gubernur NTB melalui anggota DPRD NTB NTB Najamuddin Moestafa kepada ketua DPW Partai PKB Hadrian Irfani.

“Jadi masih simpang siur. Jadi kalau orang dipanggil itu belum tentu jadi tersangka jadi terdakwa atau terpidana. Belum tentu ya,” katanya.

Sungarpin pun mengaku pemanggilan anggota DPRD NTB Najamuddin Moestafa yang diberikan kuasa menagih utang kepada Ketua DPW Partai PKB Hadrian Irfani hanya sebatas wawancara biasa.

Adapun tujuan pemanggilan Kepala Kejaksaan NTB memanggil anggota DPRD NTB Najamuddin Moestafa semata-mata untuk memastikan masalah utang Ketua DPW Partai PKB untuk memastikan apa yang beredar di media sosial.

“Jadi ada yang mengatakan itu adalah gratifikasi ada juga yang mengatakan itu utang piutang. Jadi gitu ya. Jadi masih kita dalami ya,” pungkas Sungarpin.

Diketahui, pemberian kuasa pengambilan dana tersebut tertuang dalam surat kuasa Nomor 388/W/Not/VII/2018 yang ditandatangani di hadapan notaris Ali Masadi di Kabupaten Lombok Timur, tertanggal 9 Juli 2018.

Dalam surat itu, posisi Zulkieflimansyah sebagai pemberi kuasa, masih berstatus Anggota DPR RI.

Adapun penerima kuasa, Najamuddin Moestafa, tertulis bekerja sebagai petani. Informasi soal surat tersebut sudah tersebar luas hingga viral di media sosial.

(*)

Berita Terkini