Bincang TribunLombok

Gagasan 'Activist-Preneur' Ketua KNPI NTB: Matang secara Ekonomi Dulu, Terjun ke Politik Kemudian

Penulis: Lalu Helmi
Editor: Wahyu Widiyantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Baihaqi. Gagasan activist-preneur KNPI NTB sebagai upaya meruntuhkan stigma yang melihat para aktivis atau anak-anak muda hanya berorientasi politik praktis

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Baihaqi mengingatkan agar pemuda (aktivis) tak terjebak pada soal politik praktis.

Ia mengajak eksponen pemuda untuk lebih memberikan perhatian pada sektor lain yang dapat memberikan nilai tambah pada sisi ekonomi.

Dalam menahkodai KNPI NTB, ia memperkenalkan tagline "activist-preneur".

Terminologi "activist-preneur" kata Baihaqi merupakan sintesis dari pandangan umum tentang aktivis yang amat dekat dengan kerja politik praktis.

Baca juga: Mohan Gandeng Ketua KNPI NTB Masuk Struktur Partai Golkar NTB

"Ini (activist-preneur) merupakan sintesis atau akumulasi untuk menghimpun kanal-kanal yang ada di masyarakat, tak hanya politik praktis itu," kata Baihaqi dalam Bincang TribunLombok.com pada Rabu, (20/7/2022).

Activist-preneur menurutnya akan meruntuhkan stigma yang melihat para aktivis atau anak-anak muda hanya berorientasi pada hal-hal yang sifatnya politis.

Ia menerangkan bahwa sejatinya kanal baru bagi para aktivis yang memang relevan dengan kebutuhan zaman yaitu enterpreneurship.

Bagi Ketua KNPI NTB itu, memasukkan kanal enterprenur menjadi aktivitas kepemudaan akan memberi nilai tambah tersendiri.

Diakuinya, jika berbicara dalam konteks global hari ini, kekuatan ekonomi menjadi sesuatu yang sangat menentukan segala hal.

"Maka kita merasa perlu menanamkan kepada pemuda-pemuda kita untuk melakukan aktivitas yang bisa meningkatkan taraf ekonomi. Sebab kemandirian ekonomi itu sangat penting. Supaya kita jangan terlalu menggantungkan mimpi kita atau hidup kita kepada pihak-pihak lain," paparnya.

Secara personal, dirinya memberikan atensi terhadap tagline "activist-preneur" ini.

Hal itu relevan dengan konsep ideal yang dia bayangkan tentang KNPI.

"Tidak melulu kita berbicara soal politik praktis, poltiik kekuasaan, tetapi sekali-sekali kita berbuat tidak hanya sekadar berdiskusi yaitu bagaimana kita menjalankan kehidupan sehari-hari dengan memperkuat perekonomian kita. Sehingga konsep-konsep berwirausaha akan kami terjemahkan dalam KNPI ini," terangnya.

Lebih jauh, Baihaqi menyorot perlu adanya perubahan paradigma kepemudaan.

Khususnya ihwal orientasi pemuda usai mengenyam pendidikan tinggi.

Ia menilai, pemuda atau aktivis yang telah menyelesaikan pendidikan tak boleh punya orientasi untuk menggantungkan harapan kepada pihak lain.

Baca juga: Dilema Kopi Tambora Dinikmati Namun Tak Dikenal, Pegiat Usulkan Terminal Kopi

Ia mengajak pemuda untuk berani mengambil langkah visioner.

Salah satunya dengan mendistribusikan langkah kongkret lewat konsep "activist-preneur".

Activist-preneur, kata Baihaqi, pada ujungnya akan membentuk pemuda yang mandiri dan berdaya.

Baihaqi menyebutkan bahwa KNPI NTB akan memberikan porsi yang lebih luas terhadap gagasan activist-preneur ini.

Hal itu juga relevan dengan tagline yang dibawa DPP KNPI pusat yang memang tengah mengembangkan activist-preneur.

"Tentu kita (KNPI) harus bisa menginventarisir. Di KNPI itu bukan saya sendiri, ada yang memang profesional di bidangnya masing-maisng yang kita ajak untuk bergabung. Itu nanti soal teknis. Tapi maksud saya visi kita harus ke sana, kita harus mulai melihat pemuda dari sisi yang berbeda," terang Baihaqi.

Tidak Anti Bicara Politik

Meski demikian, pria yang berprofesi sebagai arsitek itu tak membatasi ruang pembicaraan lingkup politik.

Baca juga: Kualitas Oke, Kopi NTB Butuh Sentuhan untuk Bisa Bersaing

"Kita tidak an sich berbicara soal politik. Di KNPI seperti kita berada di kawah candradimuka. Bahwa untuk berbicara politik secara universal itu harus. Ini memang menjadi isu yang paling menarik," jelasnya.

Namun, pihaknya ingin memastikan bahwa sendi-sendi lain selain politik, bisa terinternalisasi dalam diri para aktivis pemuda.

Salah satunya enterpreneur sebagai penopang.

"Saya berharap, teman-teman aktivis ini bisa terjun ke ranah politik ketika perkonomian mereka bisa dikatakan "settle". Jangan kita terjun ke ranah politik praktis hanya karena kemauan, melainkan kebutuhan," terang Baihaqi.

(*)

Berita Terkini