Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Muhammad Jibran Janwannajihi (18) merupakan satu di antara jemaah haji termuda yang berangkat di tahun 2022 ini.
Tak pernah terbesit sedikitpun pikirannya menjadi jamaah haji di tahun 2022 ini, tetapi takdir Tuhan berkata lain.
Ia harus menggantikan sosok ayah yang seharusnya berangkat.
Namun, pandemi covid-19 membawa Ayahnya lebih dahulu meninggal dunia.
Baca juga: Dana KONI Kota Mataram yang Digondol Maling Akan Diganti Uang Pribadi
Baca juga: Abidin Nasar: dari Aktivis Mahasiswa hingga ke DPRD KSB
"Seharusnya kan papa yang pergi, tapi di tahun 2021 kemarin ia satu di antara korban covid-19 yang lebih dahulu meninggalkan keluarganya ke hadapan Tuhan," ucapnya mengenang sang Ayah tercinta, Jumat (10/6/2022).
Lebih lanjut remaja yang akrab dipanggil Jibran itu bercerita, semasa ayahnya hidup, Ayahnya merupakan Tenaga Kesehatan (Nakes) yang berjuang di garda terdepan dalam memerangi covid-19 di Lombok Timur.
Pemuda kelahiran Dusun Bilasundung Desa Danger Kecamatan Masbagik, Lombok Timur itupun menganggap ayahnya bukan hanya menjadi pahlawan bagi keluarganya, tetapi juga bagi orang lain.
"Papa itu pahlawan bagi kita keluarganya, kalau ditanya sedih sih pasti kak, tapi memang ini cita-cita ibu sama papa, jadi Jibran ingin meneruskannya," ungkapnya sedih.
Sekarang Jibran, bukan hanya menggantikan Ayahnya sebagai calon jamaah haji saja. Namun, ia juga menggantikan sosok Ayah, menjadi tulang punggung keluarga.
Jibran memang merupakan anak laki-laki satu-satunya dari pasangan Haji Alwani (almarhum) dan Susiawati, ia mempunyai 2 adik, yang saat ini masih menginjak bangku pendidikan SD dan SMP.
Oleh karenanyalah, punggungnya harus kuat, disamping itu saat ini ia beserta dengan ibuknya mengurus usaha yang ditinggalkan ayahnya.
"Sepeninggalan Papa saya dan ibu yang urus bisnis yang memang sudah dirintisnya, ada tiga usaha disini kak, usaha sarang walet, bibit bawang merah, dan juga budidaya tempe," ucapnya.
Lebih lanjut Jibran mengakui, sempat pesimis dan kehilangan semangat di tahun 2021 ketika baru baru sang ayah wafat, namun karna melihat sosok ibu dan juga adik-adiknya, ia harus mengesampingkan egonya dan berusaha bangkit menjadi orang yang lebih tangguh.
"Mungkin secara tidak langsung Allah berusaha berbicara dengan saya kak, dimana pesan yang saya tangkap, Kuambil dulu ayahmu, supaya kamu menjadi anak laki-laki yang kuat dengan usahamu sendiri," jelasnya.
Di tempat yang sama sang ibu Susiawati mengaku bahagia sekaligus sedih karena harus ditemani sang anak untuk berangkat ke tanah suci Mekkah.
"Sedih campur bahagia, Jibran bisa dampingi saya haji," katanya.
Ia sedih, lantaran suami yang selama ini berjuang bersamanya untuk bisa berangkat ke Makkah bersama harus menghadap sang khaliq. Sambil menatap lirih ke anaknya, ia bercerita bagaimana perjuangan suaminya .
Ia beserta suami mendaftar haji di tahun 2011, mulanya di tahun 2021 itu adalah jadwal keberangkatannya, namun karna tertunda akibat covid-19 dan keadaan masih pilu baginya karna pada saat bersamaan pula suami tercintanya lebih dahulu meninggalkannya.
"Setoran awal dulu Rp 25 juta, dan pelunasanya itu di tahun 2021 itu juga sebelum suami meninggal," imbuhnya.
Ia pun bercerita, dana yang digunakannya untuk berangkat hajipun adalah dari 3 usaha tadi, yang ia rintis penuh suka duka dengan sang suami tercinta.
Namun tuhan berkehendak lain, sekarang suaminya sudah tenang disisinya sebagai satu diantara pahlawan yang menurutnya patut ia banggakan.
"Sebelum suami meninggal, saya tidak sangkakan bisa berangkat haji sama anak laki-laki saya, namun alhamdulillah saya tetap yakini, di balik musibah pasti ada barokahnya," terangnya.
Ia dan anaknya di perkirakann berangkat pada Juli mendatang, dimana segala persyaratanpun telah ia penuhi.
Ia berharap dengan kedatangannya ke Baitullah Ka'bah, ia bisa menumpahkan harapannya tentang suami dan juga anak-anak tercintanya.
(*)