Dana KONI Kota Mataram yang Digondol Maling Akan Diganti Uang Pribadi

Sebagai solusi untuk mengganati dana yang hilang tersebut, Ketua KONI Kota Mataram Firadz Pariska menyebut akan menggantinya dengan dana pribadi.

Penulis: Laelatunniam | Editor: Lalu Helmi
Dok.Polsek Mataram
Anggota Polsek Mataram saat melakukan olah TKP di lokasi pencurian, di kantor KONI Mataram, Senin (6/6/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Dana KONI Kota Mataram yang berjumlah 190 juta untuk menggaji atlet, pelatih dan karyawan digondol maling pada pekan lalu.

Sebagai solusi untuk mengganati dana yang hilang tersebut, Ketua KONI Kota Mataram Firadz Pariska menyebut akan menggantinya dengan dana pribadi.

Bendahara KONI Mataram, Wirawan juga menyampaikan bahwa dalam pekan ini gaji atlet, pelatih dan karyawan akan dibayarkan melalui non tunai.

Baca juga: Mobil Bendahara KONI Mataram Dibobol Maling, Rp 190 Juta Gaji Atlet dan Pelatih Raib

Baca juga: Harum Cup 2022 Bergulir Kembali, Ketua KONI Mataram Sampaikan Semua Pihak Sudah Introspeksi Diri

"Minggu ini sudah disiapkan," tuturnya, Kamis (9/6/2022)

"Ini musibah dan kami sebagai pengemban amanah harus menerima konsekuensi baik dan buruk, kami harus bertanggung jawab dan untuk menggantinya itu dari uang pribadi," lanjut Ketua KONI Mataram Pariska.

"Kami tidak ingin kecolongan untuk kedua kalinya, jadi mau tidak mau semua harus menyetor nomor rekening ke Bendahara," tambah Pariska.

Pariska menyampaikan sebenarnya untuk gaji sebelumnya dilakukan melalui non tunai atau transfer.

Akan tetapi karena banyak penambahan cabor, atlet dan pelatih sehingga data yang tersimpan di bank hanya pemain lama.

Selian itu banyak atlit kit yang masih siswa yang belum punya rekening dan KTP sehingga pemberlakuan uang cash.

Belajar dari pengalaman ini, semua atlet, pelatih dan karyawan diharuskan memilki rekening untuk gaji non tunai.

Pariska berharap penyerahan nomor rekening harus segara dilakukan supaya hal ini tidak menggangu jalannya latihan atlit dan pelatih serta kinerja karyawan.

"Lebih cepat lebih baik," jelasnya.

Terakhir Pariska berharap kejadian ini sebagai pembelajaran bersama kedepannya untuk lebih berhati-hati.

"Ini kejadian sudah berlangsung dan kita tidak bisa apa-apa, yang kita bisa adalah bagaimana hal-hal seperti ini tidak terulang kembali itu saja, tutupnya.


(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved