"Semakin ekstrim jalurnya, Khaira semakin nyenyak tidur. Pas tiba di puncak, dia tiba-tiba manggil 'yaya'. Itu panggilan dia ke saya," cerita Rangga.
Di puncak Tambora, balita mungil tersebut menjadi rebutan peserta lainnya untuk berfoto bersama.
"Kalau yang bawa keluarga, peserta lain juga ada. Tapi memang putri saya yang paling kecil usianya," akunya.
Sementara itu, Nuryati ibu Khaira mengaku bersyukur bisa merasakan puncak Tambora bersama keluarga kecilnya.
Ia mengatakan, tidak menyangka bisa naik ke puncak Tambora karena untuk berjalan naik gunung sudah tidak mungkin dilakukan.
Baca juga: NTB Akan Bangun Museum Internasional untuk Gunung Rinjani dan Tambora
"Untung ada jalur Piong ini, jadi bisa pakai mobil," tandasnya.
Ia berharap, memiliki kesempatan lagi untuk menjajal gunung Tambora yang melegenda.
"Karena bareng suami, jadi sama sekali tidak ada ketakutan. Malah mau lagi," pungkasnya.
(*)