Bikin Takjub, Begini Kisah Bayi 18 Bulan di Bima Sukses Gapai Puncak Gunung Tambora

Penulis: Atina
Editor: Wahyu Widiyantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu keluarga kecil di Bima, sukses taklukkan puncak gunung Tambora dalam event Teka Tambora 2022.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Event Teka Tambora 2022 yang digelar Pesona Bima bersama Pemkab Bima menorehkan kisah keren.

Seorang bayi berusia 18 bulan, sukses mencapai puncak Gunung Tambora diboyong orang tuanya dalam event Teka Tambora di Bima Nusa Tenggara Barat (NTB).

Nuralisba Khaira, putri dari pasangan Rangga Anamantika dan Nuryati ini menjadi rebutan peserta Teka Tambora lain, untuk berswafoto di kawah Gunung Tambora.

Baca juga: Sambut MXGP Samota, Event Teka Tambora di Bima Bakal Pacu Adrenalin Akhir Pekan Ini

Ayah Nuralisba Khaira yang dihubungi TribunLombok.com mengaku, ia dan istri sengaja memboyong semua anak mereka dalam event ini.

"Karena menggunakan mobil, jadi sekalian saya boyong semua," kata pria yang akrab disapa Rangga ini.

Ia menceritakan, bagaimana ide untuk membawa istri dan anak-anak ke puncak Gunung Tambora, pada Minggu (29/5/2022).

"Kalau ide, karena saya sudah sering muncak sana sini, jadi saya juga ingin anak dan istri merasakan," ungkapnya.

Modalnya pun nekat. Pasalnya kendaraan yang digunakan Rangga dan keluarga, bukanlah mobil offroad standar seperti peserta lainnya.

"Saya pakai mobil Jimny dengan kapasitas 800 cc. Di antara peserta lain, saya yang paling kecil cc nya," aku Rangga.

Meski dengan kondisi mobilnya itu, Rangga tetap percaya diri menaklukkan jalur Piong Sanggar Bima, hingga ke puncak gunung Tambora.

Berangkat mulai pukul 05.30 WITA, Rangga dan keluarga berhasil mencapai puncak Gunung Tambora pada pukul 07.30 WITA.

"Itu pun dengan berbagai kendala, karena mobil cc kecil jadi saya sempat digerek mobil yang lain," ceritanya.

Lalu bagaimana dengan si kecil Khaira?

Rangga mengungkap, putri satu-satunya tersebut tidur sejak berangkat dan baru terbangun ketika mobil mencapai puncak.

"Semakin ekstrim jalurnya, Khaira semakin nyenyak tidur. Pas tiba di puncak, dia tiba-tiba manggil 'yaya'. Itu panggilan dia ke saya," cerita Rangga.

Di puncak Tambora, balita mungil tersebut menjadi rebutan peserta lainnya untuk berfoto bersama.

Komunitas Pesona Bima mengibarkan bendera merah putih terpanjang di atas puncak Gunung Tambora saat Event Teka Tambora yang digelar tahun 2018 lalu. (ISTIMEWA/Pesona Bima)

"Kalau yang bawa keluarga, peserta lain juga ada. Tapi memang putri saya yang paling kecil usianya," akunya.

Sementara itu, Nuryati ibu Khaira mengaku bersyukur bisa merasakan puncak Tambora bersama keluarga kecilnya.

Ia mengatakan, tidak menyangka bisa naik ke puncak Tambora karena untuk berjalan naik gunung sudah tidak mungkin dilakukan.

Baca juga: NTB Akan Bangun Museum Internasional untuk Gunung Rinjani dan Tambora

"Untung ada jalur Piong ini, jadi bisa pakai mobil," tandasnya.

Ia berharap, memiliki kesempatan lagi untuk menjajal gunung Tambora yang melegenda.

"Karena bareng suami, jadi sama sekali tidak ada ketakutan. Malah mau lagi," pungkasnya.

(*)

Berita Terkini