"Prajurit Karang Asem kemudian pulang ke Mataram. Dalam kesimpulannya, satu-satunya jalan bagi mereka, mereka menginginkan dengan cara kekerasan, peperangan," ujar Amiq Kholid dengan suara lirihnya.
Mendengar kabar kedatuannya akan diserang, Datu Kamaliyah Sang Aji Jagat bersiaga. 100 hingga 200 prajurit ditempatkan di pintu gerbang Kedatuan Besari. Tepatnya di daerah Labuh Gendang.
Di lokasi tersebutlah, kata Amiq Kholid prajurit Kerajaan Mataram dan prajurit Kedatuan Besari bertemu.
Saat genderang perang akan ditabuh, prajurit Kerajaan Karang Asem kabarnya diajak damai oleh prajurit Kedatuan Besari. Sebab menurutnya, peperangan akan melahirkan pertumpahan darah bagi kedua belah pihak. Namun Kerajaan Karang Asem menolak. Negosiasi tak menemui kata sepakat.
Seorang prajurit Kedatuan Besari kembali ke istana, melaporkan kepada Datu Kamaliyah Sang Aji Jagat.
"Kesimpulan dari Raja Kedatuan Besari, daripada kita berperang, lebih baik kita menghilangkan diri, kita pindah alam," kata Amiq Kholid berkisah.
Mendengar keputusan daripada Raja, rakyat Besari kemudian dikumpulkan di wilayah istana atau kedaton Kedatuan Besari.
Setelah semua rakyat terkumpul, Raja kemudian mengambil batok kelapa, selanjutnya diisi air yang dijampi dengan Asma Allah. Air dalam batok kelapa tersebut disirami di sekeliling istana.
Kemudian seketika, kata Amiq Kholid, Kedatuan Besari beserta rakyatnya-pun hilang. Lokasi istana berubah menjadi hutan belantara. Yang tersisa dari Kedatuan Besari adalah prajurit yang berjaga di garis depan benteng pertahanan Kedatuan Besari.
"Sekembalinya menuju istana, prajurit tersebut merasa kebingungan. Istana, kampung, dan rakyat Besari mendadak hilang," kata tetua masyarakat Kerta Raharja itu.
Baca juga: Anak Muda Bayan Menjaga Warisan Wetu Telu di Lombok Utara
Baca juga: Mengenal Tarian Suling Dewa di Bayan, Tari Ritual Pemanggil Hujan hingga Pengusir Hama
Dalam termangu, diselimuti kebingungan dan pertanyaan "Mengapa saya ditinggal", konon prajurit-prajurit tersebut mendengar suara.
"Andainya semua kita hilang, siapa yang akan bercerita kepada generasi penerus terkait keberadaan Kedatuan Besari. Itulah sebabnya Anda tidak ikut kami, supaya ada yang bercerita nanti kepada anak cucu kita" kata Amiq Kholid dalam ceritanya.
Menurut Amiq Kholid, cerita dari prajurit Kedatuan Besari yang tidak ikut menghilang itulah yang menjadi cikal bakal munculnya kisah tentang Kedatuan Besari yang hilang.
"Itu diceritakan turun-temurun oleh leluhur kami," tandasnya.
Lebih jauh, Amiq Kholid menuturkan bahwa rakyat asli Kedatuan Besari kadang-kadang sering menampakkan dirinya.