Kota Tua Kopi di Ampenan, Tawarkan Pengalaman Nongkrong dengan Nuansa Bersejarah 

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon
Editor: Lalu Helmi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eby (baju merah) sedang membersihkan bagian meja bar cafe Kota Tua Kopi, Senin (28/2/2022).

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Cafe masih menjadi tempat favorit banyak orang untuk menikmati waktu luang, sembari bersua dengan kerabat atau keluarga.

Aneka makanan dan minuman, serta tempat dengan beragam konsep menarik, membuat pengunjung cafe bisa betah duduk berlama-lama.

Tusan Feby Andika, pemilik cafe Kota Tua Kopi, menyaksikan fenomena tersebut semenjak ia mendirikan bisnis tongkrongannya.

Baca juga: Cerita Apotek Nia di Mataram, Lahir dari Kesulitan Masyarakat Ampenan Mencari Toko Obat Terdekat

Baca juga: Nongkrong di De Konsensus, Warung Tepi Sawah dengan Nuansa Alam Pedesaan

Memanfaatkan rumah peninggalan keluarganya di kawasan Kota Tua Ampenan, Eby, akrab lelaki itu, menawarkan pengalaman menikmati kopi dalam nuansa bersejarah. 

"Secara pribadi, saya ingin menghidupkan kembali Ampenan," ungkapnya.

Sebagaimana namanya, Kota Tua Kopi terletak di kawasan Kota Tua Ampenan, searah menuju pantai Ampenan, atau berjarak kurang 10 menit dari Islamic Center Mataram.

Menurut Eby, kawasan Kota Tua Ampenan, mesti dirawat kembali agar tidak tertinggal.

Ia membandingkan kawasan kota tua di provinsi lain, seperti Bandung, Medan, Jakarta dan Surabaya, yang memanfaatkan kawasan kota tua mereka sebagai tempat wisata.

Eby yang sejak kecil hidup di Ampenan, membuat kesadarannya tumbuh untuk memajukan kawasan  yang telah dibangun sejak 1800an itu.

Karena itu pula, seselesainya menempuh pendidikan di kampus tekstil di Bandung, pria dua anak itu, segera kembali ke kampungnya.

"Dari kecil saya sudah kenal dan suka kopi, tapi waktu dulu ini dibuka, masih sepi," kenangnya.

Eby membuka Kota Tua Cafe pada tahun 2017. Ia menyebut masa itu sebagai era kopi gelombang kedua.

Dari pengamatannya, kini cafe atau coffee shop kian menjamur di Lombok.

Bahkan, tren kopi di Lombok pun, dari penilaian Eby, telah menyentuh gelombang keempat.

Halaman
12

Berita Terkini