Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Peresean merupakan salah satu permainan pemuda Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Permainan in menggunakan rotan sebagai pemukul dan dengan perisai dari kulit kerbau atau sapi yang sudah dikeraskan.
Rotan tersebut dilapisi dengan kain yang tipis. Rotan tersebut memiliki panjang kurang lebih satu meter.
Rotan yang digunakan tersebut dikenal dengan nama 'penyalin' dalam bahasa Sasak.
Sementara itu tameng atau perisai yang digunakan berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 40 x 40 cm.
Tameng dalam bahasa Sasak dikenal dengan istilah 'ende' atau perisai.
Petarung yang mengikuti peresean dalam bahasa Sasak ini dikenal dengan istilah pepadu.
Sementara itu wasitnya dikenal dengan nama pekembar.
Pekembar biasanya akan mencari pepadu yang memiliki lawan yang sepadan atau sebelum dimulainya pertarungan.
Baca juga: Ini Rangkaian Acara Puncak Bau Nyale 2022, dari Peresean Hingga Bepaosan
Baca juga: Tradisi Bau Nyale di Lombok Timur Berlangsung Ricuh, 5 Pemuda Terluka
Namun dalam prakteknya jika pepadu berani mengajukan diri maka walaupun lawan tidak sesuai dengan kemampuan pepadu maka peresean bisa dimulai.
Pada saat dimulainya peresean, para pepadu biasanya akan membacakan mantra-mantra leluhur yang biasanya dipercaya bisa melindunginya dari sakitnya sabetan rotan.
Pemuda suku Sasak percaya jika mereka membacakan mantra, mereka dapat dilindungi dan dapat menghilangkan rasa sakit saat terkena pukulan.
Peresean ini juga diiringi dengan musik Gendang Beleq, alat musik tradisional suku Sasak.
Iringan musik Gendang Beleq biasanya akan membuat para pepadu lebih bersemangat.