Mengenal Peresean, Seni Adu Ketangkasan ala Pemuda Sasak di Lombok

Penulis: Sinto
Editor: Sirtupillaili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua orang pepadu memasang ancang-ancang untuk beradu ketangkasan dalam seni peresean di Lombok Tengah, Sabtu, 19 Februari 2022.

Bahkan mereka kadang-kadang menari pada saat peresean berlangsung untuk menambah kepercayaan diri dan menghilangkan rasa sakit.

Dalam musik Gendang Beleq juga biasanya terdapat tembang khusus yang dinyanyikan tokoh suku Sasak untuk menambah semarak acara peresean.

Selain itu, pekembar akan selalu menari sepanjang permainan peresean.

Hal ini tentu akan menambah meriahnya acara peresean ini.

Tak Boleh Ada Dendam

Para pepedu saling serang saat bermain peresean di Lombok Tengah, NTB. (TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO)

Permainan ini biasanya terdiri dari empat ronde yang dimana kedua pemuda beradu ketangkasan.

Jika pepadu bocor atau mengeluarkan darah maka pertandingan akan dihentikan dan akan keluar pemenangnya.

Namun jika para pepadu sama-sama kuat maka pertandingan akan berakhir dengan seri.

Pada saat usainya pertandingan para pepadu tidak boleh menaruh dendam.

Mereka harus saling berpelukan usai selesainya pertarungan.

Mereka harus tetap saling bersaudara hingga diluar arena pertandingan.

Pertandingan hanya dalam arena peresean sementara di luar arena mereka tetap saudara.

Peresean biasanya akan ditampilkan saat acara Festival Bau Nyale.

Bau Nyale merupakan istilah yang dipakai oleh masyarakat suku Sasak untuk menangkap cacing laut.

Bau dalam bahasa Sasak berarti 'menangkap' sedangkan Nyale merupakan sebutan warga lokal untuk cacing laut tersebut.

Halaman
1234

Berita Terkini