Konflik di Desa Wadas Disorot, Ganjar Pranowo Minta Maaf: 'Mungkin Ada Kekerasan, Tak Mengamankan'

Editor: Irsan Yamananda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Reaksi Ganjar terkait konflik di Desa Wadas

Selain itu, Ganjar juga menyebut akan melepas warga yang diamankan pihak kepolisian saat kericuhan terjadi.

"Kemarin malam cukup intens komunikasi dengan Pak Kapolda untuk memantau perkembangan di Purworejo wabilkhusus di Wadas."

"Kami sepakat masyarakat yang kemarin diamankan akan dilepas," jelasnya.

Di sisi lain, Kapolda Jateng Irjen Pol Achmad Luthfi juga ikut mengklarifikasi terkait memanasnya situasi di Desa Wadas saat ini.

Menurut Achmad, keberadaan aparat kepolisian hanya mendampingi kegiatan yang dilakukan BPN untuk mengukur lahan.

Baca juga: Ganjar Pranowo Jatuh dari Sepeda saat Gowes Bareng, Cedera Tangan hingga Harus Operasi

Namun, lantaran adanya dua kubu di masyarakat yang pro dan kontra terkait pengukuran lahan, konflik pun tidak terbendung.

"Berjalannya waktu dari kegiatan, timbul (konflik) disana, kemudian kita melindungi hak masyarakat kita yang diukur."

"Di sana terjadi kontak, kemudian kita amankan sebanyak 64 orang yang sekarang ada di Polres Purworejo," ungkap Achmad.

Setelah proses pemeriksaan selesai, Kapolda berjanji akan mengembalikan mereka kepada masyarakat.

"Hari ini akan kita kembalikan agar tidak terjadi confuse antara masyarakat yang menerima maupun yang tidak menerima."

"Hari ini akan kita bebaskan agar pelaksanaan pengukuran berjalan baik," ungkap Achmad.

Reaksi Ganjar Pranowo soal Kericuhan di Desa Wadas

Sebelumnya, Ganjar mengatakan, ratusan polisi tersebut diterjunkan untuk melakukan pengamanan lokasi saat kegiatan pengukuran lahan tambang berlangsung.

Ganjar mengimbau, warga Desa Wadas tak perlu khawatir akan terjadinya tindak kekerasan oleh aparat kepolisian.

Ia pun mengaku, sebelumnya telah berdiskusi dengan sejumlah pihak termasuk Komnas HAM terkait pengukuran lahan tambang tersebut.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (ISTIMEWA)
Halaman
1234

Berita Terkini