Mereka bisa diminta membantu mendirikan tenda, mengambilkan air bersih ke mata air di dekat sabana, hingga mencarikan kayu-kayu kering buat bahan api unggun.
Bahan kayu bakar untuk api unggun ini cukup mudah didapat di sektar sabana terutama di kawasan hutan yang mengelilingi dataran ini. Di sekitar mata air juga terdapat pohon-pohon raksasa yang umurnya sudah puluhan hingga ratusan tahun.
“Itu pohon kopi, dulu tanaman perkebunan dari masa Belanda,” kata Ruskin menjelaskan vegetasi hutan di sekitar mata air Dandaun. Namun kini pohon kopi Arabika varietas typica itu sudah kurang produktif.
Mata air Savana Dandaun mengalir sepanjang tahun, dan arahnya dari punggungan bukit berhutan cukup rapat di sebelah selatan area kemah. Ada tiga drum plastik besar dibuat untuk menampung air yang mengalir.
Suasana di Savana Dandaun ini sangat sunyi, tenang. Sesekali saja terdengar gema adzan yang terbawa angin dari Kawasan permukiman penduduk di dataran Sembalun.
Gemuruh suara angin kadang terdengar dan tak jarang menghantam tenda-tenda para pejalan. Hujan dan angin akan jadi tantangan bagi para pelancong ke Savana Dandaun saat musim penghujan antara November hingga Maret.
Tantangan lain, tapi juga sekaligus hiburan, keberadaan puluhan hingga ratusan ekor sapi di lokasi ini. Sapi-sapi ternak milik warga Sembalun itu meninggalkan jejak kotoran di sembarang lokasi.
“Ranjau darat” itu terkadang menyulitkan para pengunjung mencari tempat berkemah. Di setiap sudut bisa ditemukan ranjau-ranjau darat itu. Bagi yang tidak waspada atau di malam tidak menggunakan penerangan, bisa terkena jebakan menjijikkan itu.
Fasilitas vital lain yang juga jadi tantangan pengunjung adalah ketiadaan toilet. Jadi bagi yang kebelet buang air besar maupun air kecil dipaksa harus menepi ke semak-semak atau kawasan hutan agak jauh dari area kemah.
Walhasil, problem baru bermunculan, yaitu jejak-jejak sampah plastik dan tisu, yang bertebaran di berbagai lokasi di pinggiran sabana.
Namun secara umum, berkunjung ke Savana Dandaun akan mendapatkan momen-momen yang sulit ditemukan di kawasan wisata lain. Kesunyian serta panorama alam yang sangat eksotik.(Tribunlombok.com/Setya Krisna Sumarga)