TRIBUNLOMBOK.COM -– Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI berhasil menyelamatkan potensi kerugian negara senilai Rp 4 triliun sepanjang 2021.
"Walaupun anggaran saya jauh di bawah itu tapi paling tidak saya bisa menyelematkan uang negara mencapai mendekati Rp 4 triliun lebih dari berbagai penindakan," kata Laksamana Madya TNI Aan Kurnia, saat menjelaskan kinerja lembaganya, di Mabes Bakamla RI Jakarta Pusat pada Rabu 22 Desember 2021.
Ia mengatakan, penyelamatan itu dari upaya penindakan. Di penangkapan kapal tanker ilegal yang melakukan transhipment di wilayah perairan Indonesia, penangkapan kapal ikan ilegal, penggagalan penyelundupan narkoba, dan penangkapan kapal-kapal sitaan.
Baca juga: Polisi Segel Gudang Limbah Medis Infeksius yang Cemari Gedung SLB Negeri 2 Mataram
Baca juga: APBN Masih Tekor Rp 611 Triliun, Dana PEN Rp 200 Triliun Belum Dibelanjakan
Aan menjelaskan, tren isu keamanan dan keselamatan yang meningkat sepanjang 2021 adalah penyelundupan hewan hingga aktivitas pelayaran tanpa izin.
"Isu yang mengalami kenaikan adalah penyelundupan hewan, miras, IUU Fishing, dan aktivitas pelayaran tanpa izin. Ini yang naik," kata Aan.
Sedangkan isu yang turun di antaranya penyelundupan barang, BBM, BMKT, narkoba, ilegal mining, human traficking, pencemaran, dan perompakan di laut.
Ia mengatakan berdasarkan data, isu keamanan laut disebabkan oleh penangkapan ikan dengan bom, penyelundupan hewan, serta IUU Fishing.
Sedangkan isu keselamatan laut, katanya, didominasi oleh kejadian kapal tenggelam dan hilang kontak.
Ia mengatakan, biasanya keselamatan laut terjadi karena faktor cuaca.
"Ini bukan berarti Bakamla diam saja. Kita juga sudah mensosialisasikan bagaimana menghadapi cuaca buruk. Jadi kita dengan zona-zona yang ada di tiga bagian Indonesia kita turun ke masyarakat pesisir atau komunal laut supaya lebih hati-hati tentunya," katanya.
Menurutnya, isu keamanan dan keselamatan tertinggi ada di wilayah Indonesia bagian Barat.
"Khususnya di Selat Malaka sampai ke ALKI I. Ini yang menjadi focal area yang harus menjadi perhatian kita juga di tahun 2022," kata Aan.
Intersep Kapal
Aan juga menjelaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya dapat meningkatkan daya tangkal terhadap perilaku anomali di ALKI dengan aksi tegas.
Menurutnya, langkah tersebut antara lain dengan mengintersep sejumlah kapal, misalnya kapal survei Tiongkok di ALKI I, kapal Yunani di ALKI III, serta penangkapan kapal tanker yang melaksanakan illegal transhipment di perairan Indonesia.