BI Sebut Perekonomian NTB Terus Mambaik, Perputaran Uang Rata-Rata Rp 1,13 Triliun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PERTUMBUHAN: Kepala BI Perwakilan NTB Heru Saptaji memaparkan kondisi ekonomi NTB dalam pertemuan tahunan BI Tahun 2021, di ruang serbaguna BI NTB, Rabu (24/11/2021)

Tercermin dari kredit yang masih  mengalami pertumbuhan 3,71 persen (yoy), serta NPL dan LAR yang masih berada pada level aman.

Baca juga: Komplotan Copet Ibu Kota di Mandalika Jaringan Internasional, Peringatan Jelang MotoGP

”Kuatnya sektor keuangan tentunya tidak terlepas dari dukungan sistem pembayaran yang lancar dan handal,” katanya.

Dari sisi sistem pembayaran tunai, rata-rata perputaran uang mencapai Rp 1,13 triliun.

Sedangkan untuk sistem pembayaran non tunai terus mengalami pertumbuhan terutama untuk uang elektronik dan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK).

Mencermati perkembangan indikator terkini, untuk triwulan IV 2021, ekonomi NTB diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,01 persen sampai 5,81 persen (yoy).

Sedangkan pertumbuhan sepanjang tahun 2021 pada kisaran 2,68 sampai 3,48 persen (yoy), dengan inflasi diperkirakan masih relatif sama dengan target inflasi Nasional, kisaran 1,81 sampai 2,41 persen (yoy).

Untuk mencapai tujuan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi daerah, lima hal  yang menjadi prioritas arah kebijakan Bank Indonesia Provinsi NTB tahun 2021.

Diantaranya, pengembangan ekonomi yang berorientasi pada pengendalian inflasi, pengembangan ekonomi berorientasi ekspor.

Kemudian pengembangan ekonomi berbasis syariah, pengembangan ekonomi berbasis digital, dan pengembangan ekonomi inklusif.

Untuk pemulihan ekonomi dengan berbagai tantangan ke depan, BI NTB tahun 2022 memiliki program unggulan untuk mempertahankan percepatan pemulihan ekonomi.

Diantaranya melalui peningkatan nilai tambah perekonomian di NTB, khususnya pada 3 sektor prioritas.

Sektor pertanian, pertambangan, dan pariwisata termasuk industri kreatif.

Tiga sektor ini akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di NTB.

”Aktivitas perekonomian yang sudah mulai menggeliat perlu dipertahankan dan ditingkatkan,” imbuhnya.

Baca juga: Upah Minimum Provinsi (UMP) NTB 2022 Naik 1,07 Persen

Di sisi lain potensi kenaikan inflasi juga perlu diantisipasi.

Hal itu membutuhkan sinergi yang kuat satu sama lain dan membuat inovasi untuk menciptakan solusi.

Heru Saptaji menambahkan, tahun 2022, diprakirakan ekonomi NTB akan tumbuh pada kisaran 5,47 persen sampai 6,27 persen (yoy) dibarengi tingkat inflasi pada kisaran 2,5 persen sampai 3,5 persen (yoy).

(*)

Berita Terkini