"Laskar Sasak konsisten menjaga kelestarian warisan leluhur di pulau seribu masjid ini,” katanya, dalam siaran persnya, Rabu (3/2/2021).
Pelestarian budaya itu, kata Taharuddin, merupakan bagian dari program Lombok Mercusuar.
Dimana penguatan tradisi dan budaya dalam rangka menyuarakan nasionalisme dari Lombok.
Sebelumnya, usai prosesi adat, Kepala Badan Intelijen Negara (Kabinda ) NTB Wahyudi Adisiswanto menyampaikan, upacara adat yang dilaksanakan merupakan silaturahmi.
"Pertemuan kali ini hakekatnya merupakan upaya menjalin silaturahmi di antara masyarakat Suku Sasak yang memang sangat kental dengan budaya gotong royongnya," katanya, saat sambutan.
Wahyudi menjelaskan, Suku Sasak memiliki karakter dan kepribadian yang kuat.
Kepribadian bersandar pada konsep trilogi, yakni pengabdian kepasa Tuhan, persatuan dengan manusia, dan tetap menjaga keseimbangan alam.
• Bongkar Sindikat Pupuk Bersubsidi, Polres Lombok Tengah Tetapkan Oknum Pengecer Jadi Tersangka
"Konsepsi ini dapat diadopsi sebagai upaya menanggulangi berbagai persoalan yang sedang dan akan dihadapi bangsa dan negara," tegasnya.
Sementara itu, Sekda NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan, warga yang terjangkit Covid-19 terus bertambah.
Sepertinya sulit dikendalikan dengan pertimbangan akal sehat.
Karenanya, doa tolak bala masyarakat adat merupakan salah satu upaya untuk memohon kepada Allah agar bangsa Indonesia segara keluar dari pandemi Covid-19.
Gita berpesan, warga NTB senantiasa mematuhi anjuran pemerintah untuk disiplin menjalan protokol kesehatan.
Sedangkan Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi mengatakan, selama hidupnya baru kali ini menyaksikan acara Nyentulak yang dilaksanakan secara adat.
"Saya berharap dengan acara ini, kita dapat segera keluar dari pandemi Covid-19,” ujarnya.
(*)