Pengakuan Wanita Korban Tekong Lombok Timur, Dapat 'Fee' hingga Rp 3 Juta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEKERJA MIGRAN: Para wanita calon PMI asal NTB kecewa tidak bisa berangkat kerja ke Singapura, Senin (21/12/2020). 

"Kami tidak ada unsur paksaan, kita yang datang minta pekerjaan," katanya. 

Baca juga: Sukiman Jokowi Asal Lombok Pernah Jadi Migran di Malaysia, Kini Bertani dan Penggali Pasir

IBK alias Irwan, di kampungnya terkenal sebagai seorang tekong. 

IBK diketahui memiliki perusahaan resmi yakni PT Genta Bumi Selaparang. 

"Dia yang merekrut kita semua di sana," katanya. 

BURUH MIGRAN: Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto (tengah) memberi keterangan pers, di markas Polda NTB, Senin (21/12/2020) (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Para calon PMI tersebut mengaku tidak dimintai uang. 

Sebaliknya, merekalah yang diberikan uang agar mau berangkat menjadi PMI. 

"Kami dikasih uang fee, ada yang Rp 2 juta ada yang Rp 3 juta," katanya. 

Di Singapura, mereka dijanjikan bekerja sebagai perawat orang tua. 

Baca juga: Pasangan Muda Pengedar Sabu di Lombok Utara Diringkus Tim Polda NTB    

Namun sebelum pemberangkatan, tidak ada pelatihan pekerja imigran.

Pelatihan tidak diperlukan bagi dirinya yang pernah bekerja di Taiwan. 

"Cuma beberapa teman ada yang masuk BLK," katanya. 

Tapi mereka benar-benar tidak menyangka akan dipulangkan. 

Kini, setelah ditangkap, Hilmiatun dan 8 wanita lainnya tetap ingin menjadi PMI. 

Tuntutan ekonomi keluarga mendesak mereka harus mencari nafkah. 

Menjadi PMI merupakan jalan pintas untuk memperbaiki ekonomi keluarga. 

Halaman
123

Berita Terkini