Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Diduga gara-gara handphone (HP) untuk main game dirusak orangtuanya, MD (19 tahun), remaja asal Desa Nunggi, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima mengakhiri hidup dengan gantung diri.
“Itu dugaan sementara kami berdasarkan informasi di lapangan, bahwa korban kesal HP-nya dirusak,” kata Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Wera IPTU Husnain, Jumat (27/11/2020).
HP yang dirusak tersebut, kata IPTU Husnain, selama ini dipakai korban untuk main game.
Tapi orang tuanya kemudian merusaknya. Tanpa disangka MD pun nekat mengakhiri hidupnya.
Kejadian tersebut berlangsung di rumah korban, sekitar pukul 09.30 Wita, Kamis (26/11/2020).
Saat kejadian, Nasmirah, ibu korban berada di samping rumah dan tengah menjemur padi.
Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Membengkak di Wilayah Bima dan Sumbawa
Ia sempat mendengar suara pukulan palu dari atas rumah panggung tersebut.
“Awalnya ibu korban mengira anaknya sedang memperbaiki sesuatu dan tidak sama sekali menegurnya,” ujar Husnain.
Sesaat kemudian, ibu korban naik ke rumahnya.
Nasmirah pun histeris melihat anaknya sudah tergantung dengan seutas ikat pinggang.
MD tergantung dalam keadaan tidak bergerak sama sekali.
Baca juga: Update Corona Nusa Tenggara Barat, Kamis 30 April 2020: 230 Kasus Positif, 31 Sembuh, 4 Meninggal
Baca juga: Pertahankan Status Badan Publik Informatif, Ini Pesan Wakil Presiden untuk NTB
Mendengar teriakan orang tua korban, warga di sekitar berdatangan lalu melakukan pertolongan.
Warga memotong ikat pinggang yang terjerat di leher korban.
Warga melarikan korban ke Puskesmas Wera dan langsung diberikan tindakan medis.
“Namun Korban dinyatakan telah meninggal dunia,” tutur IPTU Husnain.
Dengan kejadian tersebut kepolisian menyita 1 ikat pinggang warna warni, palu kayu, dan 1 unit HP merek Samsung hitam.
“Keluarga korban menolak divisum dan otopsi. Sekaligus dibuatkan surat penolakan tersebut,” pungkasnya.
(*)