Laporan wartawan Tribunlombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Meski pandemi Covid-19 tengah melanda, aktivitas investasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak mandek.
Bahkan realisasi investasi di wilayah Provinsi NTB hingga triwulan III melampaui target yang ditetapkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI.
”Realisasi investasi di NTB sampai triwulan ketiga sebesar Rp 9,2 triliun lebih,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB H Mohamad Rum, dalam rilisnya, Kamis (5/11/2020).
Investasi tersebut, kata Rum, merupakan investasi dalam negeri dan investasi asing yang masuk ke NTB dari Januari hingga September 2020.
”Angka ini menunjukan angka positif. Bahkan pencapaiannya melampaui target investasi nasional,” katanya.
Baca juga: Upah Minimum Provinsi NTB Tetap Rp 2,18 Juta, Sekda Sebut Pekerja dan Pengusaha Setuju
Baca juga: Gubernur NTB Tolak Berlakunya UU Omnibus Law, Sampaikan Usulan Lewat Menteri Sekretaris Negara
Baca juga: Gubernur NTB Ditegur karena 10 ASN Tidak Netral Pilkada, Ada Adik Gubernur hingga Calwakot Mataram
Tonton juga:
BKPM menetapkan target investasi untuk wlayah NTB hanya Rp 6,5 triliun.
Artinya realisasi investasi itu lebih besar Rp 2,7 triliun dari target pusat.
Investasi Rp 9,2 trilun itu tersebar di Kota Mataram Rp 417 miliar lebih untuk investasi dalam negeri dan investasi asing.
Kemudian Kabupaten Lombok Utara Rp 205 miliar lebih, Lombok Barat Rp 1,5 trilun lebih, Lombok Tengah Rp 365 miliar lebih, dan Lombok Timur Rp 2,5 triliun.
Sedangkan di Kabupaten Sumbawa Barat Rp 2 triliun lebih, Kabupaten Sumbawa Rp 289 miliar, Dompu Rp 1,7 triliun lebih, dan Kabupaten Bima Rp105 miliar.
Sementara di Kota Bima tidak terdapat investasi dalam negeri, hanya investasi asing sebesar Rp 195 miliar.
”Realisasi investasi ini akan terus mengalami peningkatan hingga akhir tahun nanti,” kata Mohammad Rum.
Terlebih saat ini, nilai investasi KEK Mandalika melalui ITDC dan dari PT Angkasa Pura belum masuk perhitungan investasi tahun ini.
“Saya optimis, target investasi yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar Rp 11,3 triliun bisa terpenuhi,” ujarnya.
Keterlambatan laporan investasi ITDC dan PT Angkasa Pura disebabkan mereka belum merespons permintaan DPMPTSP untuk menyampaikan laporan investasinya.
“Harapan kami, laporan realisasi investasi dari kedua institusi ini bisa masuk pada triwulan ke IV,” tandasnya.
(*)