Berita NTB

Gubernur Lalu Iqbal Target NTB Nol Kemiskinan pada Tahun 2029, Simak Tren 15 Tahun Terakhir

Badan pusat statistik (BPS) dalam data per Maret 2025 mencatat jumlah penduduk miskin di NTB sebanyak 11,78 persen atau 645 ribu lebih jiwa.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
ANGKA KEMISKINAN - Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui usai peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di halaman Kantor Gubernur NTB, Kota Mataram, Minggu (17/8/2025). Badan pusat statistik (BPS) dalam data per Maret 2025 mencatat jumlah penduduk miskin di NTB sebanyak 11,78 persen atau 645 ribu lebih jiwa. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengungkapkan salah satu pekerjaan rumah (PR) besar yang ingin diselesaikan dalam momentum 80 tahun Kemerdekaan Indonesia. 

Yakni membawa Nusa Tenggara Barat (NTB) bebas dari kemiskinan. 

Badan pusat statistik (BPS) dalam data per Maret 2025 mencatat jumlah penduduk miskin di NTB sebanyak 11,78 persen atau 645 ribu lebih jiwa. 

"PR besar kita keluar dari kelompok provinsi termiskin di Indonesia, makanya prioritas kita keluar dari kemiskinan," kata Iqbal, Minggu (17/8/2025). 

Berbagai program sudah disiapkan Iqbal bersama Wagub Indah Dhamayanti Putri untuk mengentaskan kemiskinan. 

Baca juga: Pemprov NTB Targetkan Nol Persen Kemiskinan Ekstrem Lewat Program Desa Berdaya

Salah satunya program 'desa berdaya' yang akan menyasar 106 desa miskin di NTB. 

"Kita kerja keras sehingga tahun 2029 sudah nol persen kemiskinan ekstrem di NTB," ucap mantan Dubes Indonesia untuk Turki itu.

Tren Penurunan Angka Kemiskinan

Berkaca dari 15 tahun silam, kondisi kemiskinan di NTB secara perlahan mengalami penurunan.

Terbesar terjadi saat era kepemimpinan Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi dan Badrul Munir yang mencapai 6,56 persen. 

Angka kemiskinan NTB pada tahu 2009 atau awal TGB-Badrul Munir menjabat sebesar 22,78 persen.

Dengan berbagai program unggulan,  kemiskinan turun ke 17,25 persen dengan rata-rata penurunan 1,31 persen per tahun  di akhir masa jabatan pada tahun 2013.

Beberapa program unggulan yang dibuat diantaranya Pijar (Sapi, jagung dan rumput laut) serta wisata Mice, kemudian peningkatan konektivitas dan sumber daya manusia inilah yang dilakukan TGB - Badrul Munir pada saat itu untuk mengentaskan kemiskinan. 

Kemudian pada tahun 2014, TGB kembali memimpin NTB bersama wakilnya Muhammad Amin. 

Tahun 2014 angka kemiskinan di NTB sebesar 17,05 persen.

Program Pijar masih menjadi andalan TGB untuk meningkatkan perekonomian warga NTB pada saat itu. 

Namun konsep pengembangan pariwisata yang sebelumnya mengandalkan wisata Mice, beranjak gaungnya ke wisata halal.

Program di bidang pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur wilayah terus digenjot.

Pada akhir kepemimpinan TGB-Amin tahun 2018, BPS mencatat angka kemiskinan di NTB sebesar 14,63 persen atau menurun 2,62 persen selama lima tahun menjabat. 

Tahun awal kepemimpinan Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah, pada tahun 2019 angka kemiskinan di NTB menurun menjadi sebesar 13,88 persen. 

Pasangan yang dikenal dengan tagline NTB Gemilang ini, memiliki beberapa program unggulan di antaranya industrialisasi dan pemberian beasiswa untuk pengembangan SDM. 

Namun pemulihan pasca gempa Lombok tahun 2018 dan pandemi covid-19, menjadi tantangan besar bagi duo doktor ini untuk menurunkan angka kemiskinan

Di akhir masa jabatannya pada 2023, persentase penduduk miskin di NTB sebanyak 12,91 persen atau menurun 1,72 persen. 

Pada masa transisi era kepemimpinan Pj Gubernur  Lalu Gita Ariadi pada September 2023 sampai Juni 2024 dan dilanjutkan Hassanuddin, kemiskinan menurun 1 persen menjadi 11,91 persen. 

Di awal kepemimpinan Iqbal-Dinda angka kemiskinan NTB mengalami penurunan sebesar 0,13 persen.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved