Pemuda Inspiratif dari Lombok
Tidur di Teras Masjid hingga Dicurigai Intel, Kakak Beradik Ini Gigih Bagikan Buku ke Pelosok Negeri
Elva Yunita mengakui pernah tidur di teras masjid saat perjalanan membagikan buku ke pelosok Indonesia.
Penulis: Toni Hermawan | Editor: Laelatunniam
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR – Pengalaman haru dan sedih mewarnai perjalanan Rizaldi Mujahid (22) dan Elva Yunita (21), kakak beradik asal Desa Kotaraja, Lombok Timur, yang membagikan buku-buku ke pelosok Indonesia Timur.
Dalam perjalanannya, keduanya kerap menginap di masjid, rumah warga, hingga pelabuhan.
Elva Yunita mengakui pernah tidur di teras masjid saat perjalanan membagikan buku ke pelosok Indonesia. Untuk melepas lelah, mereka tidur secara bergantian demi menjaga buku yang dibawa.
“Ada masjid yang dikunci dan gak bisa tidur di dalam, makanya tidur di luar,” kata Eva, Senin (11/8/2025).
Pengalaman lainnya, demi menyesuaikan jadwal perjalanan laut agar tidak tertinggal kapal, keduanya harus tidur di pos-pos yang ada di pelabuhan.
“Kita selalu nginap di pelabuhan, sampai kenal preman pelabuhan, diberentiin preman juga udah dikira kita intel,” aku mahasiswi FEB UI ini.
Baca juga: Kisah Kakak Beradik dari Lombok Timur Keliling Indonesia untuk Bagi-bagi Buku
Tak hanya itu, keduanya juga kerap ditawari menginap di rumah warga karena perjalanan dari satu kota ke kota lainnya bisa memakan waktu tiga hingga empat hari.
“Setiap ketemu orang kita sampai hapal pertanyaan, dari mana, mau kemana, tujuan apa, jawaban kita tetap sama,” sambung perempuan asal Desa Kotaraja, Sikur, Lombok Timur ini.
Mendengar jawaban mereka, masyarakat sering kali terharu dan menawarkan tempat tinggal sementara.
“Kita gak cari penginapan emang tujuan ke masyarakat, akhirnya kita ditawari ya sudah kalau gak punya tempat tinggal, tinggal tempat saya aja,” ucap mahasiswi semester VII ini.
Bukan hanya tempat beristirahat, keperluan makan dan minum pun sering ditanggung oleh warga.
“Kita makan numpang di rumah warga, selalu ditawari,” ujarnya.
Perjalanan mereka bukan sekadar untuk membagikan buku. Di berbagai tempat, mereka juga berdiskusi dengan masyarakat mengenai berbagai permasalahan, mulai dari kemiskinan hingga pendidikan.
“Kayak orang tua miskin, itu berputar terus sehingga anak-anak gak bisa sekolah,” pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.