Dispar NTB Dorong Event Desa untuk Tekan Kemiskinan Ekstrem
Tren pelaksanaan event desa di NTB terus meningkat. Dari 58 event yang masuk dalam Calendar of Event (CoE) 2025, kini mulai bermunculan festival baru.
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Pariwisata, mendorong desa-desa untuk menggelar event lokal.
Hal ini sebagai salah satu strategi mengentaskan kemiskinan ekstrem, seperti event 'Bejango' yang digelar oleh Desa Anjani, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur.
Kepala Bidang Pemasaran Dispar NTB, Mulki, menegaskan bahwa pihaknya tidak serta-merta menggelontorkan anggaran, melainkan fokus pada mendorong kemandirian desa.
"Event seperti ini kami dorong agar desa mandiri. Mereka harus bisa menggerakkan potensi sendiri nmulai dari pemuda, UMKM, sampai semangat gotong royongnya. Itu lebih penting dari sekadar dana," tegas Mulki, Jumat (18/7/2025).
Menurut Mulki, tren pelaksanaan event di desa terus meningkat. Dari 58 event yang masuk dalam Calendar of Event (CoE) 2025, kini mulai bermunculan festival baru yang digagas mandiri oleh desa.
"Yang awalnya tidak masuk CoE, sekarang mulai muncul. Bulan Agustus nanti, Desa Kembang Kuning akan gelar Festival Kopi Siong Kete meskipun tidak tercatat dalam CoE," bebernya.
Ia menambahkan, geliat event desa bukan semata untuk promosi wisata. Yang lebih utama adalah menciptakan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat.
"Kita ingin dorong pemuda berkreasi, jadi pelaku UMKM muda. Target kita bukan cuma kunjungan wisatawan, tapi efek ekonomi yang bisa bantu entaskan kemiskinan ekstrem," ujarnya.
Baca juga: Gotong-royong Warga Desa Rensing Bersihkan Lingkungan untuk Mitigasi Bencana
Dispar NTB menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengangkat (pull up) event-event desa yang sejalan dengan program unggulan Gubernur NTB, yakni Desa Berdaya.
"Kita cuma kasih pemantik. Sisanya semangat gotong royong dari masyarakat yang harus hidup. Bukan soal besar kecilnya anggaran, tapi nilai kebersamaan dan kemandirian itu yang jadi kekuatan," tutup Mulki.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.