Berita Lombok Tengah

Kisah Rian Pratama, Petani Gen Z di Mandalika yang Raup Cuan dari Sayuran Hidroponik

Petani selada dengan cara hidroponik di Mandalika meraup keuntungan hingga Rp 7-10 juta per bulan

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Istimewa
PETANI MILENIAL - Rian Pratama menunjukkan sayuran selada hidroponik di Dusun Lenser, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Rabu (2/7/2025). Petani selada dengan cara hidroponik di Mandalika meraup keuntungan hingga Rp 7-10 juta per bulan. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Sosok pemuda asal Dusun Lenser, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah Rian Pratama menjadi inspirasi bagi anak-anak muda.

Rian merupakan contoh untuk berani menjadi seorang petani di tengah kurangnya minat anak muda.

Rian mengubah pandangan negatif anak muda di sekelilingnya bahwa bertani itu pekerjaan yang berat dan kurang menjanjikan, punya risiko tinggi, hingga minimnya dukungan sosial dan ekonomi. 

Pemuda berusia 25 tahun tersebut kini menjadi petani sayuran hidroponik yang sukses menyuplai selada ke berbagai restoran dan rumah makan di Mandalika.

Baca juga: Berdayakan Pemuda di KEK Mandalika, ITDC Bantu Kembangkan Pemasaran Hidroponik Selada

 Dari hasil penjualan itu, ia bisa meraup keuntungan hingga Rp 7-10 juta per bulan.

Rian memanfaatkan lahan ukuran 7 x 10 meter persegi untuk membudidayakan sayuran seladanya dari pekarangan rumah.

“Awal saya mulai pengembangan sekitar bulan Agustus tahun 2024, saya saat itu sudah selesai menuntaskan pendidikan di jurusan Teknik Lingkungan di Universitas Mataram,” cerita Rian saat ditemui Tribun Lombok, Rabu (2/7/2025). 

Dia awalnya membuat media tanam skala kecil lebih dulu untuk percobaan guna mengetahui apa saja potensi kendala yang akan dihadapi. 

Jika dulu hanya beberapa lubang tanam, setelah percobaan sukses, kini miliki 1.040 lubang tanam.

Pada setiap media tanam, Rian bisa menghasilkan 72 Kilogram sayuran segar yang dijual seharga Rp 35 ribu per kilogram-nya ke sejumlah restoran maupun tempat makan yang ada di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. 

“Setiap hari panen, tapi kebanyakan pelanggan ambil sayuran per dua hingga empat hari, semakin ramai pengunjung restoran, ya semakin ramai pesan sayuran di sini,” terang Rian.

Rian mengaku awal merintis usaha ini berbekal dari pelatihan yang kerap diikuti dan diberikan InJourney Tourism Development Corporation (ITDC). 

Dirinya dibantu sejak bulan November 2024 berdasarkan permintaan para remaja di Desa Kuta.

“Selain pelatihan, kami juga diberikan pengetahuan dari beberapa dosen cara berhidroponik yang benar, hingga bantuan berupa greenhouse dan pemasaran,” kata Rian. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved