WN Brasil Jatuh di Rinjani

Desak Evaluasi Mitigasi Kecelakaan Pendakian Gunung Rinjani, Dewan Pembina FPTI NTB: Benahi Sistem

Dewan Pembina FPTI NTB mengkritisi kurangnya koordinasi dan kesiapan dalam menghadapi situasi darurat di kawasan wisata alam seperti Rinjani

Dok.SAR Mataram
EVALUASI PENANGANAN - Petugas SAR gabungan saat mencari posisi Juliana, pendaki asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, Senin (23/5/2025). Pendaki tersebut jatuh di jalur menuju puncak. Dewan Pembina FPTI NTB mengkritisi kurangnya koordinasi dan kesiapan dalam menghadapi situasi darurat di kawasan wisata alam seperti Rinjani. 

Tak hanya itu, pendakian yang sesuai standar operasional prosedur (SOP) sangat dianjurkan. Para pendaki harus melalui jalur resmi, sebab bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terdata oleh petugas. 

Jenazah WNA Brasil Juliana Marins (27) jatuh di lereng puncak Gunung Rinjani dievakuasi dari jurang kedalaman 600 meter, Rabu (25/6/2025). 

Pendaki yang dilaporkan jatuh pada Sabtu (21/6/2025) pagi pukul 06.30 Wita ini akan diautopsi terlebih dulu sebelum dipulangkan ke Brasil. 

Di balik evakuasi korban, tersimpan cerita para petugas Tim SAR yang tidak hanya berjibaku dengan waktu tetapi juga medan ekstrem. 

jenazah Juliana akhirnya berhasil diangkat dari jurang menggunakan metode vertical lifting.

Proses ini dilakukan dengan sistem pulley dan tim pengangkut bergiliran menarik tali dari ketinggian.

Setelah berhasil dievakuasi ke bibir tebing, jenazah ditandu menyusuri jalur curam menuju Posko SAR Sembalun, memakan waktu hampir 6 jam.

Pukul 20.41 WITA, jenazah tiba di Posko dan langsung dibawa dengan ambulans menuju RS Bhayangkara Mataram dengan pengawalan ketat. Jenazah tiba pukul 22.44 WITA dan langsung masuk ruang autopsi.

Awalnya, tubuh Juliana sudah ditemukan pada Selasa (24/6/2025) petang sekira pukul 18.00 Wita. 

Tim SAR yang turun menggunakan teknik vertical rescue terpaksa harus bermalam dengan cara flying camp. 

Alasannya karena evakuasi pada malam hari tidak memungkinkan untuk dilakukan. 

Juliana terjatuh di jurang curam kawasan Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Rinjani. Lokasinya berada di ketinggian 9.000 kaki atau sekitar 2.743 meter di atas permukaan laut.

“Medan tempat korban jatuh adalah tebing terjal dengan kedalaman lebih dari 600 meter. Lokasinya benar-benar sulit dijangkau dan tidak memungkinkan dilakukan evakuasi biasa,” ujar Syafii dalam konferensi pers, Selasa (24/6/2025).

Tim SAR memerlukan waktu 8 jam hanya untuk mencapai titik awal pencarian dari Pos Sembalun.

Perjalanan menempuh tebing berbatu, semak belukar, dan jalur licin akibat hujan yang mengguyur kawasan pegunungan selama dua hari berturut-turut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved