Bupati Lotim Usir Pemandu Wisata

Bupati Loteng Minta Polemik Pengusiran Guide di Teluk Ekas Tidak Diperpanjang Lagi

Lombok Tengah dan Lombok Timur merupakan keluarga besar yang saling membantu dalam memanfaatkan potensi daerah

TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
PENGUSIRAN GUIDE - Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri. Pathul mengatakan Lombok Tengah dan Lombok Timur merupakan keluarga besar yang saling membantu dalam memanfaatkan potensi daerah. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Bupati Lombok Tengah (Loteng) Pathul Bahri angkat bicara soal viralnya video Bupati Lombok Timur (Lotim) Haerul Warisin yang mengusir pemandu wisata asal Loteng di perairan Pantai Ekas, Lotim. 

Dia meminta polemik ini tidak diperpanjang dan masyarakat bekerjasama membangun daerah.

“Jangan perpanjang soal tersebut. Kalau kita melihat kondisi kita di Lombok Tengah, di Pasar Jelojok misalnya, banyak pedagang berasal dari Lombok Timur. Inilah yang mencerminkan semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Pathul di Praya, Minggu (22/6/2025).

Pathul menegaskan, meskipun laut menjadi kewenangan pemerintah pusat, tetapi daerah tetap memiliki tanggung jawab untuk menjaga, mengawal dan memanfaatkannya secara aman dan adil.

“Kita punya tugas untuk menjaga dan mengawal agar tetap aman serta bisa memperoleh manfaat dari hasil laut tersebut,” sambungnya.

Baca juga: Pelaku Wisata Ekas Angkat Bicara Soal Video Viral: Ada Sebab-Akibat, Bukan Sekadar Marah

Ketua DPD Partai Gerindra NTB ini menyampaikan, masyarakat Lotim juga banyak yang beraktivitas di wilayah pesisir selatan Lombok. 

Menurutnya, hubungan antara masyarakat Gumi Tastura dan Gumi Paer harus dipandang sebagai bagian dari satu keluarga besar.

“Orang Lombok itu keluarga besar. Lombok Timur juga bagian dari kita. Laut ini milik pemerintah pusat. Tidak bisa kita mengatakan orang tidak boleh berkunjung ke Teluk Ekas, meskipun mereka tidak menginap di sana. Itu tidak boleh,” tegasnya.

Pathul berharap, agar persoalan ini menjadi pelajaran bersama.

Dia menekankan pentingnya koordinasi dan diskusi antardaerah dalam mengambil kebijakan agar tidak menimbulkan gesekan di lapangan.

“Ini bukan soal menyalahkan siapa, tapi menjadi pekerjaan rumah (PR) kita bersama. Menjadi referensi ke depan bahwa koordinasi dan diskusi itu penting agar kita mampu mengambil kebijakan secara arif dan bijaksana,” pungkas Pathul.

Sebelumnya, anggota DPRD Loteng Ahmad Syamsul Hadi mengatakan, tidak ada yang keliru dari cara bupati Lotim. 

Namun dia menilai cara itu kurang baik dan kurang tepat ketika dilakukan kepala daerah apalagi marah-marah di depan wisatawan asing.

“Nah, sekarang Pemkab Lotim coba mikir deh untuk memperbaiki itu. Apa yang diperlukan? Guide-nya sudah bagus atau tidak? Infrastrukturnya diperbaiki lah, kan infrastruktur ini bukan hanya jalan, tapi organisasi kepariwisataan dan perangkat-perangkatnya,” beber Bang Memed sapaannya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved