Berita Lombok Timur
Dorong Ekonomi Desa, Wamenkop Tinjau Koperasi Merah Putih di Lombok Timur
Pendirian koperasi di Desa Kembang Kuning merupakan cerminan antusiasme masyarakat terhadap program pemerintah pusat
Penulis: Toni Hermawan | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Wakil Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Ferry Juliantono, melakukan kunjungan kerja ke Desa Kembang Kuning, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Selasa (3/6). Kunjungan ini dalam rangka memantau perkembangan Koperasi Merah Putih yang dibentuk di desa tersebut.
Setibanya di lokasi, Ferry disambut meriah dengan iringan gendang beleq, serta didampingi oleh Wakil Bupati Lombok Timur, H. Mohammad Edwin Hadiwijaya, dan Sekretaris Daerah Lombok Timur, H. Mohammad Juaini Taofik. Wamenkop kemudian meninjau langsung sejumlah gerai milik koperasi dan berdialog dengan para pengurus setempat.
“Melihat langsung sosialisasi dan menyerahkan akta koperasi merah putih yang terbentuk di sini,” kata Ferry Juliantono kepada awak media di sela-sela kunjungannya.
Ferry menyampaikan bahwa pendirian koperasi di Desa Kembang Kuning merupakan cerminan antusiasme masyarakat terhadap program Koperasi Merah Putih yang digagas pemerintah. Ia menyebut desa ini sebagai contoh nyata keberhasilan partisipasi masyarakat dalam pengembangan koperasi.
“Ini bisa jadi contoh. Desa Kembang Kuning dengan seluruh prestasinya, bukti masyarakat desa terhadap koperasi merah putih disambut gembira seluruh masyarakat di Indonesia,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa inisiatif pembentukan Koperasi Merah Putih merupakan bagian dari visi besar Presiden RI untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan.
“Dengan membentuk koperasi, Presiden ingin secara cepat aset koperasi meningkat dan volume usaha kegiatan koperasi juga meningkat secara cepat,” tambahnya.
Baca juga: 57 Ribu Anak Putus Sekolah di NTB, Alrm RPJMD Gubernur Lalu Iqbal
Namun demikian, Ferry mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi sebagian koperasi di Indonesia yang masih didominasi oleh aktivitas simpan pinjam sebagai bentuk bertahan di tengah tantangan.
“Banyakan yang pinjam daripada simpan, karena memang koperasi mulai ditinggalkan,” keluhnya.
Ferry berharap ke depan koperasi dapat kembali ke jati dirinya sebagai badan usaha ekonomi yang sehat, kompetitif, dan mampu bersaing dengan BUMN maupun badan usaha swasta lainnya.
“Bapak Presiden ingin terbentuk koperasi desa karena menganggap sebagai wilayah terbelakang, baik angka kemiskinan, terbelakang aksesnya, kurangnya kesempatan kerja di pedesaan. Desa banyak diwarnai rentenir, apalagi adanya pinjaman online,” pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.