Ekonomi NTB

Sektor Pertanian Tumbuh 10,18 Persen, Pemprov NTB Optimis Ekonomi Semakin Baik Tahun 2025

"Pada pertemuan disampaikan oleh kepala BPS bahwa salah satu penyebab kontraksi pertumbuhan ekonomi adalah sektor tambang," kata Moh. Faozal.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Sirtupillaili
Dok.Istimewa
PEREKONOMIAN - Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi NTB Lalu Mohamad Faozal (tengah) bersama Kepala BPS NTB Wahyudin, dalam rapat membahas pertumbuhan ekonomi NTB, pada Selasa (28/5/2025). 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) terkait pertumbuhan ekonomi NTB yang minus 1,47 persen direspons positif Pemprov NTB

Pemerintah Provinsi NTB langsung menggelar rapat bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB dan Bank Indonesia KPW Provinsi NTB, pada Selasa (27/5/2025). 

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi NTB Lalu Mohamad Faozal mengatakan, pertemuan dilaksanakan membahas terkait pertumbuhan ekonomi NTB triwulan I 2025 dengan angka minus 1,47 persen. 

"Pada pertemuan disampaikan oleh kepala BPS bahwa salah satu penyebab kontraksi pertumbuhan ekonomi adalah sektor tambang," kata Faozal dalam rilis yang diterima Tribun Lombok, Rabu (28/5/2025). 

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi NTB di Luar Tambang Kalahkan Bali dan NTT, Pemprov Optimis Bisa Lebih Baik

Ia menjelaskan, penurunan tajam di sektor tambang dan ekspor ini terjadi sejak tahun 2024. Izin ekspor tambang tidak ada sejak tiga bulan awal 2025.
 
"Sejak Oktober 2024 hingga Maret 2025 hanya sekali  ekspor oleh PT AMNT. Sementara, pengelola smelter belum beroperasi," ujarnya. 

Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin dalam pertemuan mengatakan, kendati sektor tambang mengalami kontraksi, di sektor pertanian yang merupakan basis ekonomi NTB tumbuh 10,18 persen. 

"Ini merupakan angka terbaik dalam lima tahun terakhir," katanya. 

Wahyudin tidak memungkiri ekonomi tambang memiliki keterkaitan yang cukup kuat dengan perekonomian NTB. Mengingat sektor tambang berpengaruh sangat besar terhadap PDRB NTB, sehingga gangguan ini berdampak langsung terhadap angka pertumbuhan ekonomi NTB

"Sampai dengan triwulan I, indeks keyakinan konsumen masih berada di area yang positif. Daya beli masyarakat, tumbuh 4,18 persen. Tidak terpengaruh dengan kontraksi di sektor pertambangan," ucapnya. 

Adapun strategi yang perlu dilakukan oleh pemerintah, sambungnya, dengan memulai diversifikasi ekonomi dan hilirisasi.

"Termasuk revitalisasi pariwisata domestik, reaktivasi perdagangan ekspor serta optimalisasi APBD sebagai stimulus ekonomi," tambahnya.

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved