Rencana 4 Ditjen Baru di Kemenag: Kontraradikalisme hingga PUAD

Ada Tambahan Ditjen Kontra Radikalisme, Ditjen Pendidikan Tinggi Keagamaan, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Keagamaan, serta Ditjen PAUD

Dok. Kemenag
DITJEN BARU - Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi'i. Ada rencana tambahan Ditjen Kontra Radikalisme, Ditjen Pendidikan Tinggi Keagamaan, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Keagamaan, serta Ditjen PAUD di Kemenag. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Kementerian Agama (Kemenag) berencana membentuk empat direktorat jenderal (Ditjen) baru.

Saat ini, sudah terdapat tujuh Ditjen dan tiga unit kerja di lingkup Kemenag.

Yakni Ditjen Bimas Islam, Ditjan Bimas Kristen,  Ditjen Bimas Katolik, Ditjen Bimas Hindu, Ditjen Bimas Buddha. 

Ditjen Pendidikan Islam, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Inspektorat Jenderal, Balitbang dan Diklat, serta Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal.

Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi'i memaparkan empat ditjen baru ini yaitu Ditjen Kontra Radikalisme, Ditjen Pendidikan Tinggi Keagamaan, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Keagamaan, serta Ditjen PAUD.

“Saya, bersama teman-teman dan staf ahli, serta para dirjen, memulai fokus ini. Kita membentuk Ditjen Kontra Radikalisme, Ditjen Pendidikan Tinggi Keagamaan, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Keagamaan, dan Ditjen PAUD,” jelas Romo, Senin (28/4/2025) dikutip dari laman resmi Kemenag.

Selain itu, lanjut Romo, Kemenag akan melakukan transformasi madrasah menjadi tiga model, yaitu Madrasah PK (fokus kitab kuning), Madrasah IC (fokus cendekiawan), dan Madrasah Kejuruan.

“Juga kami berencana menambah satu direktorat khusus bidang vokasi untuk memperkuat aspek kejuruan. Ini untuk menangkap peluang besar dari kebijakan presiden tentang badan pangan, badan energi, kinerja industrialisasi, dan lain-lain, yang akan membuka banyak lapangan kerja, terutama yang membutuhkan keahlian praktis,” ungkap Romo.

Selain itu, kata Romo, Kemenag mendorong pembukaan program studi baru, seperti Manajemen Pesantren dan Industri Halal. 

Program studi Industri Halal bertujuan mengembangkan ekosistem halal di Indonesia, meliputi makanan, obat-obatan, kosmetik, gaya hidup, hingga pariwisata halal.

"Semua yang terkait pendidikan agama, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta, saya usahakan maksimal. Kita ingin mencetak generasi yang adaptif, berintegritas, dan relevan dengan kebutuhan zaman," pungkas Romo.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved