NTB

Potensi Gempa Dahsyat Magnitudo 8.0 Intai NTB, BNPB Ajarkan Cara Evakuasi Mandiri

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan potensi bencana alam di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), salah satunya gempa bumi dengan

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Laelatunniam
ISTIMEWA
LATIHAN EVAKUASI: Siswa SMAN 2 Mataram saat melakukan pelatihan evakuasi kebencanaan, sebagai rangkaian Hari Kesiapsiagaan Bencana di NTB. Kepala BNPB Suhartoyo menyampaikan ancaman bencana alam ini harus diikuti dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terkait kebencanaan, kesadaran tersebut dibangun mulai dari sekolah. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan potensi bencana alam di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), salah satunya gempa bumi dengan magnitudo 8,0 karena dilewati cincin api.

Kepala BNPB Suhartoyo menyampaikan ancaman bencana alam ini harus diikuti dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terkait kebencanaan, kesadaran tersebut dibangun mulai dari sekolah.

Pada peringatan hari kesiapsiagaan bencana (HKB) BNPB melibatkan 7.000 sekolah dengan jumlah peserta satu juta orang, jumlah ini semakin meningkat sejak hari peringatan HKB pertama tahun 2017.

"Artinya semakin hari semakin meningkat kesadaran masyarakat Indonesia, bahwa daerahnya rawan bencana," kata Suhartoyo.

Dalam rangkaian perayaan HKB di Mataram, BNPB mengajarkan masyarakat untuk bisa melakukan penyelamatan mandiri.

Gubernur Lalu Muhamad Iqbal berharap dengan pelaksanaan HKB di NTB, menunjukkan komitmen sebagai daerah percontohan kesiapsiagaan nasional dan menjadi

"NTB ke depan menjadi model kesiapsiagaan nasional, ini komitmen NTB provinsi yang memiliki kesiapsiagaan tinggi menghadapi bencana, NTB juga menjadi hub kebencanaan di Indonesia Timur," jelas Iqbal.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ahmadi menyampaikan, menghadapi potensi bencana gempa berkekuatan magnitudo 8,0 masyarakat diminta untuk memahami proses penyelamatan mandiri.

Alasannya tidak ada infrastruktur kebencanaan yang mampu menahan potensi gempa bumi dahsyat tersebut, yang memincu gelombang tsunami setinggi 20 sampai 30 meter.

"Mustahil kita bangun penahanan, yang paling penting kita bangun kesiapsiagaan, kita bangun rambu-rambu jalur evakuasi, kita latih masyarakat jauh lebih efektif," kata Ahmadi.

Mengantisipasi potensi tsunami dahsyat tersebut, pemerintah sudah memasang learn warning sistem (LWS) di Pantai Ampenan dan Kuta Mandalika, menyusul di Pantai Labuhan Haji Lombok Timur. 

 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved