Kecelakaan Maut saat Nyongkolan

Keluarga Korban Kecelakaan Maut Rombongan Nyongkolan Sebut Mobil Pikap Terguling Usai Pecah Ban

Mobil pikap terguling diduga karena pecah ban usai pulang dari acara Nyongkolan

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Istimewa
KECELAKAAN NYONGKOLAN - Seorang korban kecelakan maut mobil pikap ombongan nyongkolan di depan SMPN 5 Batukliang, Desa Barabali, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah mendapat perawatan medis. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Keluarga korban rombongan nyongkolan atau pernikahan mengalami kecelakaan maut di depan SMPN 5 Batukliang, Desa Barabali, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, mengungkap indikasi penyebabnya.

Salah satu kerabat orban, Jenah mengatakan,  mobil pikap terguling diduga karena pecah ban usai pulang dari acara Nyongkolan pada Minggu (20/4/2025) sore.

Jenah menyebutkan, sopir mobil pikap mengalami luka serius.

Jenah mengaku bersyukur karena anak dan istrinya yang duduk di samping sopir tidak mengalami luka. 

"Ipar saya ikut di sana. Sekarang saya mau jenguk di rumah sakit ndak tahu seperti apa kondisinya. Jadi mereka mau Nyongkolan dari Desa Bunut Baok Praya ke Teratak Batukliang Utara. Kecelakaan terjadi setelah mereka pulang," jelas Jenah. 

Baca juga: BREAKING NEWS Kecelakaan Maut Pikap Usai Nyongkolan di Lombok Tengah, 6 Orang Dikabarkan Meninggal

Kecelakaan tunggal ini melibatkan mobil pikap Gran Max MCG dengan nomor polisi DR 8377 SK atas nama Samsudin.

Peristiwa kecelakaan maut ini viral di berbagai unggahan akun Facebook @Sanu Putra.

Sejumlah korban kini telah dilarikan ke Rumah Sakit Bodak Lombok Tengah

Akibat kecelakaan maut ini, 6 orang dikabarkan meninggal dunia. 

Sementara sopir telah dilarikan ke RS Praya Lombok Tengah untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. 

Kasi Humas Polres Lombok Tengah, Iptu Lalu Brata Kusnadi kejadian kecelakaan ini. 

"Unggahan (kecelakaan) di Facebook memang benar. Cuma barusan tiang telelepon pak Kasatlantas AKP Muhammad Puteh Rinaldi, bahwa untuk data lengkapnya (menyusul) karena anggota masih bekerja di TKP. Jadi kita belum dapat laporan lengkapnya," beber Brata.

Dia mengatakan, kronologi lengkap akan disusun sesuai penyidik melakukan olah TKP. 

Penyidik laka yang ke TKP. Baru nanti akan ketahuan berapa jumlah penumpangnya, berapa korban meninggal dunia, luka berat, luka ringan, kronologis. Secara detil baru kita paham," sambungnya. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved