Cerita Dosen Jual Kopi Keliling di Mataram, Libatkan Mahasiswa - Racik Menu Sesuai Selera Pembeli

Bedy Fara Aga Matrani, seorang dosen Universitas Muhammadiyah Mataram jualan kopi keliling dengan melibatkan mahasiswa kurang mampu.

Dok.Istimewa
RACIK KOPI - Bedy Fara Aga Matrani, dosen Universitas Muhammadiyah Mataram saat membuat kopi di alam terbuka. Kecintaannya pada kopi menginspirasi dirinya merintis usaha kopi keliling dengan merek Rindu Coffee. Usaha ini melibatkan mahasiswa kurang mampu. 

Dia sendiri pun ingin membuka coffee shop, tetapi karena modal sangat terbatas, dia pun memutar otak agar usaha kopi bisa dimulai.

Sampai akhirnya terinspirasi untuk membuat usaha kopi dengan konsep hawkers atau pedagang keliling.

Dalam merintis usahanya, Bedy pun melibatkan beberapa orang mahasiswanya di Universitas Muhammadiyah Mataram

Bedy pun memulai bisnis kopi keliling dengan segala keterbatasan. Meski demikian, dia sangat optimis usahanya bisa terus berkembang.

Dalam menjalankan usahanya, Rindu Coffee, kata Bedy sangat mengutamakan kepuasan pelanggan. Dia berusaha menghadirkan citra rasa kopi yang terbaik dengan Harga terjangkau.  

“Yang membedakan kami dengan pedagang keliling lainnya mungkin di bagian cita rasa yang kami utamkan. Saya mau menjual kopi dan saya ingin memuaskan konsumen, terlebih saya ingin memberikan lapangan pekerjaan bagi para mahasiswa saya di kampus,” katanya.

Mahasiswa, kata dia menjadi prioritas utamanya. Ia sekaligus ingin membantu para mahasiswa yang memiliki keterbatasan secara ekonomi. Dengan ikut jualan kopi mahasiswa bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, termasuk biaya kuliah.

Berawal dari Satu Gerobak

Pada awal peluncuran Rindu Coffee, jumlah gerobak yang digunakan hanya satu. Tapi seiring waktu, setelah usaha berjalan hampir 7 bulan, gerobak kopinya bertambah menjadi 4 unit.

Sekarang, Bedy sudah memiliki lebih dari 10 karyawan, sebagian besar merupakan mahasiswanya di Uniersitas Muhammadiyah Mataram.

Bedy berkeyakinan, dengan modal ikhlas dan kecintaan pada kopi, usaha yang dijalani akan lebih mudah. Tahun ini dia menargetkan bisa menambah gerobak kopi menjadi 10 unit.

Selain memperhatikan konsumen, kenyamanan para karyawan juga sangat diperhatikannya. Setiap gerobak kopi menggunakan sepeda listrik yang ramah lingkungan.

Dengan peminat minuman kopi di kampus yang semakin tinggi, ia optimis usahanya akan terus berkembang.

“Kalau kita lihat sekarang tren minum kopi ini kan mulai menjamur, bahkan ke dunia kampus,” ungkapnya.

Motivasi Mahasiswa

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved