Cerita Dosen Jual Kopi Keliling di Mataram, Libatkan Mahasiswa - Racik Menu Sesuai Selera Pembeli

Bedy Fara Aga Matrani, seorang dosen Universitas Muhammadiyah Mataram jualan kopi keliling dengan melibatkan mahasiswa kurang mampu.

Dok.Istimewa
RACIK KOPI - Bedy Fara Aga Matrani, dosen Universitas Muhammadiyah Mataram saat membuat kopi di alam terbuka. Kecintaannya pada kopi menginspirasi dirinya merintis usaha kopi keliling dengan merek Rindu Coffee. Usaha ini melibatkan mahasiswa kurang mampu. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Kecintaan pada kopi membuat Bedy Fara Aga Matrani, seorang dosen Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) membuka usaha kopi keliling.

Di tengah kesibukannya sebagai pengajar, pria asal Lombok Tengah ini mencoba peruntungan di dunia Food and Beverage (FnB).

Walau sehari-hari mengajar sebagai dosen teknik pertambangan, hal itu tidak menjadi batasan bagi Bedy.    

Dengan niat yang kuat, ia, mulai memperkenalkan usaha kopi racikannya di lingkungan kampus sejak November tahun 2024 lalu.

Kopi keliling miliknya diberi nama Rindu Coffee. 

Sebagai dosen, dia tidak bisa jauh dari dunia kampus. Sehingga sejak awal, kopi hanya dia jual di lingkungan kampus dengan melibatkan mahasiswa.   

Bedy menuturkan, usaha yang dirintisnya didasari rasa cinta pada kopi dan kepeduliannya pada mahasiswanya.

Dia selalu rindu pada kopi dan suasana kelas. Hal itu menjadi inspirasi dan memberi nama kopinya, Rindu Coffee.

Suka Racik Kopi Sendiri

KOPI KELILING - Salah seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram menjual Rindu Coffee di lingkungan kampus, Jumat (18/4/2025). Kopi keliling ini dirintis oleh dosen bernama Bedy Fara Aga Matrani.
KOPI KELILING - Salah seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram menjual Rindu Coffee di lingkungan kampus, Jumat (18/4/2025). Kopi keliling ini dirintis oleh dosen bernama Bedy Fara Aga Matrani. (TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA)

Sebagai pecinta kopi, dia tidak sembarang meminum kopi. Dia selalu berusaha meracik kopi sesuai seleranya. 

Dari kebiasaan itu, lama kelamaan dia semakin sering meracik kopi sendiri. 

“Saya harus ngopi dengan selera saya, kemudian ada beberapa teman (dosen) yang suka kopi sering nongkrong di rumah yang saya bikinkan. Mereka tertarik dan menyarankan saya untuk mulai membuat usaha kopi ini,” kata Bedy pada Tribun Lombok, Jumat (18/4/2025).

Dari kebiasaan itu, teman-teman Bedy pun memberi saran agar membuka usaha kopi. Sehingga dia mencoba beberapa racikan dan menawarkan ke lingkungan kampus.

“Saya bawa ke kampus dan saya minta cicip dosen-dosen, beberapa dosen bilang bikin saja (kafe) tongkrongan,” tuturnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved