Berita NTB

Mi6 Kembali Hidupkan Ekspedisi Mistis, Fokus Pencarian Harta Berharga hingga Sejarah Kerajaan

Ekpedisi Mistis ini bertujuan untuk menggali lebih dalam jejak-jejak peradaban kerajaan yang pernah ada di Pulau Lombok, Pulau Sumbawa

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
DOK ISTIMEWA
BUDAYA - Direktur Mi6 Bambang, Mei Finarwanto. Ia mengumumkan akan menghidupkan kembali program Ekspedisi Mistis tahun 2025 ini. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 mengumumkan akan menghidupkan kembali program Ekspedisi Mistis, sebuah gerakan yang tidak hanya berfokus pada pencarian harta berharga peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya di Bumi Gora, tetapi juga bertujuan sebagai gerakan budaya dan ekonomi yang bermanfaat bagi banyak pihak.

”Di setiap sudut daerah kita, ada banyak kisah yang menunggu untuk dipahami. Ekspedisi ini adalah cara kami mendengarkan dan menemukannya. Ini adalah perjalanan menuju dimensi yang terlupakan,” kata Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, yang akrab disapa Didu di Mataram pada Sabtu (29/3/2025).

Program ini bertujuan untuk menggali lebih dalam jejak-jejak peradaban kerajaan yang pernah ada di Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, dan wilayah sekitarnya.

Didu menegaskan bahwa pencarian harta peninggalan kerajaan bukan hanya sekadar upaya untuk mengungkap sejarah, tetapi juga merupakan peluang ekonomi yang besar apabila dilakukan dengan cara yang tepat.

Saat ini kata Didu, minat global terhadap wisata sejarah dan budaya sungguh sangat besar. Karena itu, Ekspedisi Mistis ini disebutnya akan dapat menjadi motor penggerak ekonomi baru bagi masyarakat NTB dan bahkan secara nasional.

”Sejarah dan ekonomi selalu berjalan beriringan. Manakala kita menemukan harta sejarah, itu berarti peluang besar bagi kita untuk membangkitkan kejayaan ekonomi daerah,” ucap Didu.

Di Pulau Lombok maupun di Pulau Sumbawa, kata Didu, jejak sejarah dan peradaban kerajaan-kerajaan lokal masih banyak yang belum sepenuhnya tersingkap.

Dia memberi contoh, kerajaan-kerajaan yang yang tertimbun letusan Gunung Tambora pada tahun 1815. Letusan gunung api terbesar di peradaban modern tersebut telah mengubur kerajaan beserta penduduknya dalam abu vulkanik. Mirip dengan kejadian di Pompeii, Italia, yang mengubur peradaban akibat letusan Gunung Vesuvius.

Beberapa ekspedisi arkeologi telah menemukan sisa-sisa pemukiman, peralatan rumah tangga, perhiasan, dan benda-benda berharga lainnya yang menunjukkan peradaban yang maju di Pulau Sumbawa sebelum letusan Gunung Tambora.

Demikian halnya di Pulau Lombok. Sejumlah ekspedisi arkeologi telah menemukan emas dan perhiasan di makam-makam kuno yang diduga berasal dari kerajaan Sasak atau juga pengaruh Kerajaan Majapahit.

Simpanan Emas

Didu menegaskan, jejak peradaban sejarah membuktikan, bahwa hampir setiap kerajaan lokal di Nusantara pada masa lampau memiliki simpanan emas. Tak kecuali kerajaan-kerajaan lokal di Bumi Gora. Kala itu, emas adalah simbol kekayaan, status, dan juga digunakan sebagai alat tukar atau persembahan.

Didu mengungkapkan, emas sering digunakan dalam perdagangan internasional, terutama dengan pedagang dari India, Tiongkok, dan Timur Tengah. Emas juga menjadi simbol kekuasaan. Itu sebabnya, raja dan bangsawan sering memiliki mahkota, perhiasan, dan aksesoris dari emas sebagai tanda kebesaran.

Selain itu, emas juga menjadi cadangan kekayaan karena tahan lama dan tidak mudah rusak. Sejak dahulu, masyarakat Nusantara sudah tahu, emas adalah aset yang aman untuk disimpan dalam jangka panjang.

Di samping itu, emas juga sebagai persembahan dalam ritual keagamaan. Itulah mengapa, berbagai ekspedisi arkeologi menemukan ada patung dewa, alat ritual yang terbuat dari emas, atau mas kawin yang berupa emas.

Harta-harta berharga itu, kata Didu, banyak yang hingga kini masih tertimbun bersamaan dengan sejarah peradaban kerajaan-kerajaan masa lalu tersebut. Itulah mengapa, Ekspedisi Mistis yang diinisiasi Mi6 ini memiliki urgensi yang sangat besar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved