Swasembada Pangan

Dorong Swasembada Pangan, Pangdam Udayana Siap Berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah

Pangdam Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni terus melakukan penguatan terhadap produksi pangan sembari membantu pemerintah

Penulis: Andi Hujaidin | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/ANDI HUJAIDIN
KUNJUNGAN PANDAM - Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal Muhammad Zamroni saat mengunjungi Kodim 1608/Bima pada Selasa (11/3/2025). Ia menegaskan bahwa pihaknya akan berkomitmen untuk mendorong swasembada pangan dapat tercapai demi kemandirian nasional. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Andi Hujaidin

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Muhammad Zamroni menegaskan bahwa pihaknya akan berkomitmen untuk mendorong swasembada pangan dapat tercapai demi kemandirian nasional.

Menurut Mayjen Zamroni bahwa pangan merupakan salah satu komoditi yang paling vital dalam ketahanan pangan nasional.

"Pangan ini kan salah satu komponen strategis. Bahwa pangan, energi, dan air itu suatu saat akan menjadi komoditi langka," tegasnya pada Selasa (11/3/2025) di sela mengunjingi Kabupaten Bima.

Ia menilai bahwa tiga komponen tersebut telah dijadikan oleh masyarakat global sebagai kebutuhan yang jika tidak diperhatikan maka akan terjadi kelangkaan.

"Okelah saat ini bisa kita beli manakala kita kekurangan tapi ini ada batas waktunya dunia sudah membaca situasi bahwa pada suatunya nanti ini akan mengalami keterbatasan. Kalau hal lain bisa dicarikan gantinya, tapi kalau pangan dampaknya akan sangat luar biasa," paparnya.

Oleh karena itu, ia akan terus melakukan penguatan terhadap produksi pangan sembari membantu pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan yang telah menjadi cita cita Presiden Prabowo Subianto.

"Sejak saat ini pemerintah sudah mengidentifikasi permasalahan ini, kami TNI siap membantu Pemda untuk mewujudkan swasembada pangan biar kita memiliki kemandirian agar tidak tergantung," terangnya.

Baca juga: Pertanian Organik STM: Meningkatkan Hasil Panen dan Kesejahteraan Petani Lokal

Salah satu contoh nyata untuk mendukung program tersebut yakni dengan memperhatikan siklus jual beli yang harus menguntungkan para petani.

"Salah satu implementasinya nanti jagung nanti Bulog akan menyerap dengan harga Rp5.500. Pengusaha sekalipun harus menyerap Rp5.500 khusus untuk jagung, ini mandatori perintah dari pemerintah, demikian juga beras Rp6.500 harga gabahnya," ujarnya.

"Pengusaha tidak boleh mengambil dibawah itu, kalau lebih kita berharap," pintanya.

Hal itu perlu menjadi perhatian anggotanya di tingkat Kodim maupun Koramil untuk memastikan tidak ada kerugian bagi para petani.

"Artinya ini sudah cukup menarik, dan cukup simpel untuk membuat swasembada pangan, inilah upaya pemerintah untuk intervensi dalam rangka semua masyarakat akan tergerak untuk bertani," ujarnya.

"Kalau tidak ada yang mau bertani siapa yang menyediakan pangan kita. Mereka pahlawan-pahlawan kita, tapi kalau terjadi ketidakadilan disitu karena dibeli pada saat musim raya panen dengan harga yang murah, semua orang akan kapok untuk bertani," tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved