Berita Lombok Tengah
Duel dengan Oknum Polisi Sampai Tangan Cacat, Warga Ini Tuntut Proses Hukum Sampai Tuntas
Berikut 5 fakta pengakuan Dante dalam duel saling tebas dengan Aipda Saefudin di depan Puskesmas Sengkol Lombok Tengah
Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Warga Lombok Tengah berinisial LAD menderita cacat permanen usai insiden perkelahian dirinya dengan oknum anggota polisi berinisial LS, di depan Puskesmas Sengkol, Sabtu (8/2/2025) lalu.
Kedua tangan LAD kini cacat sehingga tidak bisa lagi bekerja sebagai satpam.
Kini dia meminta agar Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat dan jajaran memproses kasus ini secara terbuka dan seadil-adilnya.
Terkait insiden tersebut, LAD mengungkapkan kronologi dan penyebab dirinya berkelahi dengan oknum polisi tersebut.
LAD mengaku, mendatangi LS karena tidak terima karena istrinya diganggu. Bahkan mengarah ke dugaan pelecehan.
"Dia pengen (suka) sama istri saya. Malahan dia memprovokasi istri saya," kata LAD, Sabtu (8/3/2025).
Malam sebelum insiden perkelahian, oknum polisi itu berani mengganggu istrinya karena mengira ia sedang pergi kerja, piket sebagai satpam di Kuta Mandalika. Namun saat itu dia masih berada di rumah.
LAD mengaku, oknum polisi berinisial LS sering sekali menelepon istrinya, bahkan diduga pernah menarik baju istrinya saat transaksi utang piutang. Tapi sang istri berhasil menghindar.
Pada malam kejadian, ia pun langsung meminta klarifikasi ke istrinya terkait chat tersebut. Ia mengecek semua isi percakapan di HP. LAD dan istrinya pun terlibat cek cok.
"Namun dia (istri saya) berani bersumpah tidak ada hubungan asmara sedikitpun dengan LS. Akhirnya saya percaya sehingga keluar menemui orang itu (LS)," tegasnya.
Mendengar pengakuan istrinya, ia marah dan kalap karena sakit hati. Lantas ia menemui LS sampai terjadi perkelahian.
LAD mengakui memang LS bukan lawan tandingnya karena secara postur tubuh jauh lebih besar. Tapi dia hanya berusaha menjaga harkat dan martabat keluarganya.
Dalam perkelahian itu, LAD kalah dan tak berdaya. Ia menduga saat itu LS mengambil HP miliknya untuk menghilangkan barang bukti.
"Motifnya untuk menghilangkan barang bukti. Karena dia itu di dalam chat-nya itu berusaha menjelekkan saya kepada istri saya. Meminta istri saya meninggalkan saya, mengajari cara istri saya meninggalkan saya, tapi dia (LS) pada malam kejadian tersebut tidak sadar bahwa dia sedang chat sama saya," beber LAD.
Baginya, apa yang telah dilakukan LS sangat melukai hatinya. Tribun Lombok sampai saat ini masih berusaha melakukan konfirmasi terkait kasus tersebut.
Diberitakan sebelumnya, LAD tanpa basa basi mengarahkan parang ke arah kepala LS saat bertemu di depan Puskesmas. Namun terjadi perlawanan sampai LS berhasil merebut parang milik LAD kemudian melumpuhkannya.
Minta Proses Hukum Secara Terbuka
LAD mengaku siap memberikan keterangan sebenar-benarnya atas peristiwa yang membuatnya cacat permanen hingga kehilangan pekerjaan sebagai satpam.
Ia meminta agar Kapolres Lombok Tengah dan jajaran memproses kasus ini dengan transparan dan seadil-adilnya.
LAD mengatakan, dirinya telah dipanggil kemarin, Kamis (6/3/2025) sebagai saksi oleh Polres Lombok Tengah.
Selama dipanggil sebagai saksi ia ditanya awal konflik, proses hingga terjadinya perkelahian di depan Puskesmas Sengkol.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Lombok Tengah Iptu Lalu Brata Kusnadi saat ditemui di ruangannya hingga saat ini belum memberikan keterangan terkait kasus ini kepada Trinun Lombok.
Namun pihaknya mengaku berjanji mengusut tuntas kasus ini dengan seadil-adilnya meski melibatkan anggota kepolisian Polres Lombok Tengah.
Bantah Ganggu Istri Orang
Sementara itu, LS yang dikonfirmasi mengatakan, tuduhan yang disampaikan LAD yang dialamatkan kepada dirinya semuanya tidak benar alias pernyataan palsu.
LS menerangkan, dahulu sebenarnya LAD pernah melakukan aksi pencurian terhadap bule, namun berhasil tertembak aparat kepolisian.
"Nah dikira saya yang nembak. Makanya saya kira dia menyerang saya itu karena dendam lama. Dia (LAD) inikan residivis. Okelah kalau masalah penangkapan saya ikut tapi kalau menembak dia endak pernah sama sekali," kata polisi perpangkat Aipda ini.
Menurutnya, LAD hanya membuat fitnah terhadap dirinya.
Aipda LS memastikan dirinya sama sekali tidak pernah menggoda apalagi melakukan pelecehan kepada istri LAD.
"Itu tidak ada pernah saya ganggu apapun dalam bentuk apapun. Intinya begini saya bersumpah demi langit (Allah SWT), bahkan bersumpah meninggal dunia langsung anak-anak saya semuanya jika ada hubungan atau melecehkan istrinya," ungkap Aipda LS.
Hanya Membela Diri
Aipda LS mengungkapkan, dirinya hanya melakukan pembelaan diri saat berduel dengan LAD.
Kalau dirinya tidak melakukan perlawanan justru dirinya yang akan terbunuh sementara ia mempunyai istri dan empat orang anak.
Aipda LS mengklarifikasi, apa yang disampaikan LAD soal dia datang secara jantan menghadapi dirinya seorang diri hoaks, karena sebenarnya LAD datang bersama 3 orang temannya.
Sebenarnya pertemuan di depan Puskesmas Sengkol antara dirinya dengan LAD dalam rangka menangkap bandar narkoba asal Mataram.
LAD dalam hal ini berperan sebagai spionase atau informan, dia melaporkan bahwa ada transaksi narkoba di depan Puskesmas Sengkol.
"Dia bilang bahwa ada bandar sabu nanti kita ketemu di sana. Sehingga saya berpikir ndak mungkin LAD yang duluan datang ke sana, pasti bandarnya. Setelah saya nyampe duluan, dia baru nyampe. Ada sabu katanya, langsung kemudian acungkan senjata," ungkap Aipda LS.
Menurut Aipda LS, kemungkinan dia terbakar api cemburu karena berpikir ia menggoda istrinya.
*Artikel ini sudah diperbarui kembali pada Sabtu (8/3/2025), pukul 21.20 Wita dengan sejumlah pertimbangan. Saat ini pihak kepolisian tengah menangani kasus ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.