Ramadhan 2025

Perbedaan Hisab dan Rukyat Penentuan Awal Ramadhan, Cek Hasil Sidang Isbat Jumat 28 Februari 2025

Metode hisab dan rukyat sama-sama memiliki dasar ilmiah dan keagamaan yang kuat

Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
SIDANG ISBAT - Ilustrasi. Pemantauan Hilal. Metode hisab dan rukyat sama-sama memiliki dasar ilmiah dan keagamaan yang kuat. Kemenag akan menggelar sidang isbat penentuan awal Ramadhan pada Jumat 28 Februari 2025.  

TRIBUNLOMBOK.COM - Kemenag akan menggelar sidang isbat penentuan awal Ramadhan pada Jumat 28 Februari 2025. 

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama Abu Rokhmad menegaskan sidang isbat merupakan salah satu bentuk layanan keagamaan yang harus dijalankan oleh pemerintah.

"Ini bukan sekadar tradisi, tetapi bagian dari peran negara dalam memastikan kepastian hukum dan ketertiban dalam praktik ibadah,” ujarnya, Senin (24/2/2025). 

Sidang isbat, kata dia, bukan sekadar acara seremonial, tetapi forum resmi yang menentukan awal bulan Hijriah berdasarkan metode ilmiah dan syariat. 

Manfaatnya juga sangat besar karena memberi kepastian bagi umat dalam menjalankan ibadah seperti puasa dan Idul Fitri.

Baca juga: Cek Hasil Sidang Isbat 1 Ramadhan 2025, Pemantauan Hilal Jumat 28 Februari dari 125 Titik

Guru Besar UIN Walisongo Semarang itu juga mengungkapkan perbedaan metode dalam penentuan awal bulan Hijriah, yang kerap menjadi dinamika di masyarakat. 

Menurutnya, metode hisab dan rukyat sama-sama memiliki dasar ilmiah dan keagamaan yang kuat, serta merupakan bagian dari kekayaan intelektual Islam yang harus dihormati.

Hisab adalah metode perhitungan astronomi untuk menentukan posisi bulan secara matematis, tanpa perlu melakukan observasi langsung. 

Sementara rukyat adalah metode pengamatan langsung hilal (bulan sabit pertama) di ufuk setelah matahari terbenam. 

"Kedua metode ini memiliki landasan ilmiah dan keagamaan yang kuat serta telah digunakan dalam sejarah Islam. Perbedaan ini adalah fakta yang harus kita akui. Yang terpenting, kita tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan mengedepankan toleransi dalam menyikapi perbedaan,” tegasnya.

Ia menegaskan, selama ini Kemenag telah melibatkan berbagai pihak, termasuk ormas Islam, lembaga astronomi, dan akademisi dalam sidang isbat untuk memastikan keputusan yang diambil bersifat kolektif dan dapat diterima semua pihak.

“Kita harus mengedepankan ukhuwah Islamiyah dan tidak menjadikan perbedaan metode sebagai alasan perpecahan. Sidang isbat justru menjadi momentum untuk memperkuat kebersamaan dalam keberagaman pandangan,” lanjutnya.

Sidang isbat awal Ramadhan akan didahului dengan pemantauan hilal pada Jumat 28 Februari 2025 dari 125 titik di seluruh Indonesia. 

"Keputusan yang diambil diharapkan dapat menjadi pedoman bersama bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah Ramadan,” jelas Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad.

Adapun hasil rukyat hilal dari berbagai daerah, beserta data hisab mengenai posisi hilal, akan dibahas dalam sidang isbat. 

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved