Pantai Ampenan

Dampak Revitalisasi, Puluhan Pedagang  di Pantai Ampenan Terancam Gulung Tikar

Para pedagang yang semulanya berjualan bebas di pinggiran pantai, kini sudah tidak diperbolehkan, mengingat Pemkot Mataram sudah membuatkan lapak

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
TribunLombok.com/Sirtupillaili
Sejumlah pengunjung menikmati detik-detik matahari tenggelam di Pantai Ampenan, Kota Mataram, Sabtu (8/1/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Puluhan pedagang di Pantai Ampenan terancam gulung tikar usai Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram melakukan revitalisasi di objek wisata pantai eks pelabuhan Ampenan itu.

Pasalnya, dengan revitalisasi ini, para pedagang yang semulanya berjualan bebas di pinggiran pantai, kini sudah tidak diperbolehkan, mengingat Pemkot Mataram sudah membuatkan lapak modern tempat para pedagang akan direlokasi.

Kendati telah dibangun lapak modern dengan jumlah 50 unit di Pantai Ampenan, jumlah itu diperkirakan tidak kan mampu mengkaomodir semua pedagang yang saat ini berjumlah sekitar 87 orang.

Kepada TribunLombok.com, Kepala Pedagang di Pantai Ampenan, Indari mengatakan, setidaknya ada 37 pedagang yang terancam gulung tikar, karena yang terkordinir untuk masuk di lapak moderen hanya 50.

Kondisi ini, kata Indari,  membuat para pedagang dilema, lantaran berjualan saat ini menjadi harapan satu satunya warga yang berada di bagian Selasar (pinggiran pantai) memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari.

“Karena ini kan (bagian Selasar) kebanyakan masyarakatnya nelayan, kalau cuaca buruk seperti saat ini tumpuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hanya di jualan,” ucap Inda saat ditemui, Kamis (2/1/2025).

Apalagi kata dia, sejumlah masyarakat bahkan terlilit hutang di bank, dengan jumlah hingga puluhan juta yang dilakukannya guna memenuhi kehidupannya.

“Dan berdagang cara mereka satu satunya untuk bisa membayar cicilan hutang itu,” sebutnya.

Dengan kondisi demikian, Indri berharap Pemkot Mataram lebih menyeluruh melihat permasalahan msyarakat khususnya yang ada di sekitaran Pantai Ampenan, mengingat kompleksitas masalah yang terjadi bukan hanya soal diperbaharuinya infrastruktur saja, namun jauh dari itu ada masyarakat yang saat ini terancam kehilangan mata pencahariannya imbas hal tersebut.

“Makannya saya berharap, Pemkot Mataram bukan hanya perhatian pada sarpas yang telah di percantik ini, namun masyarakat yang terkena imbasnya ya harusnya di perhatikan juga,” pungkasnya.

Di tempat berbeda, nelayan di Pantai Ampenan, Saprudin mengakui juga selama pembangunan revitalisasi pantai ampenan dirinya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pasalnya, kurun waktu 3 bulan dimulainya proyek ini, dirinya beserta istrinya yang biasa berjualan harus menanggung resiko imbas sedikitnya kunjungan wisatawan.

“Selama berbulan bulan kita nggak dapat pembeli, karena ya ini kan di perbaiki lama, jad masyarakat yang mulanya ramai kesini kan hilang,” katanya.

Baca juga: Telan Anggaran Rp 4,5 Miliar, Revitalisasi Pantai Ampenan Siap Diresmikan

Apalagi lanjut dia, dengan cuaca buruk yang melanda dirinya tidak pernah keluar melaut, hingga harapan satu satu satunya hanya pendapatan hasil jualan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved