Pria Disabilitas Rudapaksa Mahasiswi

Kumpulan Rekaman Suara Agus Difabel Saat Manipulasi Para Korbannya 'Nyawa Saya, Saya Kasih Kakak'

Agus dalam rekaman tersebut berusaha meyakinkan korban, bahwa ia tidak seperti laki-laki lain yang hanya memanfaatkan perempuan.

Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Agus Buntung alias I Wayan Agus Suartama menunggu di depan ruang pemeriksaan Ditreskrimum Polda NTB, Senin (9/12/2024). 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Beredar rekaman suara I Wayan Agus Suartama alias Agus buntung merayu korbannya.

Dalam rekaman suara itu, terdengar Agus merayu korbannya dengan modus ingin membantu korban.

Agus dalam rekaman tersebut berusaha meyakinkan korban, bahwa ia tidak seperti laki-laki lain yang hanya memanfaatkan perempuan.

Berikut rekaman rayuan-aryuan Agus buntung yang beredar di sosial media.

"Saya tidak senang orang yang lemah, lap air mata itu nanti luntur pupurannya (bedak), nanti kayak apa mau ke kampus. Kakak (korban) bersihin diri, sampai kakak shalatpun kakak nggak bisa salat karena ada yang ganjal," kata Agus dalam rekaman video tersebut.

“Walau kita berdua di kamar tidak bisa apa-apa saya masih dimandiin sama mama saya, saya tidak sama kayak cowk-cowok yang lain,” kata Agus.

"Enam tahun saya nyari kamu, entah hati saya gimana, jatuh di sini, dek
Kakak cantik, jangan, mohon, saya saya percaya kakak bisa."

"Punya ilmu, kan? Kakak ndak perlu insecure, buktiin bahwa kakak itu bisa."

"Enam tahun saya nyari kamu, tanpa saya sadarin ke mana saya nyari orang yang bisa mengerti, entah hati saya gimana, jatuh di sini, dek."

"Saya enggak senang orang lemah."

"Kakak kan perjuangan kakak, ya Allah, hanya hidup sendiri, berjuang sendiri, nekat gara-gara hal sepele."

"Kakak mau nekat lagi? Bisa gak aku minta jangan nekat? Tobat lah."

"Nyawa saya saya kasih kakak, biar tahu bahwa kakak itu berarti bagi dunia ini."

"Saya bukan mengarang, buktiin kalau saya bohong. Kapanpun kamu ketemu saya kamu bisa bunuh saya."

"Tapi ku mohon, jangan kamu buat dirimu yang tidak-tidak."

"Bingung kenapa saya ngomong gini, kamu kira saya modus sama kayak cowok-cowok yang lain."

"Buktinya dia (cowok lain) ngerusak kamu."

"Saya langsung to the point, biar kamu tidak bilang saya ngerusak."

"Walaupun kita berdua di kamar, saya tidak bisa apa-apa, saya masih dimandiin mama, saya bukan sama kayak cowok-cowok yang lain, karena cowok-cowok itu hanya manfaatin kamu. Dari mana saya tahu? Itu pikiran."

"Kamu mau berubah atau tidak. Kalau kamu tidak mau berubah, saya pergi. Tapi kalau kamu mau berubah, saya akan tetap di sini dengan mengasih tahu bagaimana cara kesuksesan kamu."

Hingga saat ini, Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB mencatat ada 15 orang yang mengadu menjadi korban pelecehan yang dilakukan tersangka.

Ketua KDD NTB, Joko Jumadi para korban dari kalangan mahasiswi dan bebrapa masih pelajar.

Joko menjelaskan, Agus menggunakan modus yang sama untuk mendekati korban, yaitu mendekati para korban yang duduk sendiri di Taman Udayana dan Taman Sangkareang Kota Mataram.

"Agu melakukan profiling terhadap korban, yang sedang duduk sendiri di taman, dengan asumsi ketika dia duduk sendiri dia sedang galau sedang ada masalah,di situlah kemudian Agus masuk,"terang Joko.

Agus mendekati korban dengan menunjukkan kondisinya yang disabilitas, yang membuat para korban merasa iba.

Pelaku terus menunjukkan bahwa ia tidak bisa apa-apa, beraktivitas susah, banyak direndahkan.

"Akhirnya korban merasa iba dan korban menaruh kepercayaan pada si Agus,"cerita Joko.

Korban yang mulai iba dan percaya, kemudian dimanfaatkan oleh pelaku untuk menggali informasi para korban hingga ke hal-hal yang bersifat privasi dan sensitif.

Korban mulai terpancing dan menceritkan hal-hal yang tidak semestinya diceritakan. Cerita inilah yang menjadi senjata Agus untuk mengancam para korbannya.

Agus mengancam akan menceritakan aib-aib para korban ke orang tua dan orang-orang terdekat korban.

Korban nerasa terintimidasi dan menuruti keinginan Agus, hingga terjadi pelecehan seksual di satu homestay.

 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved