Berita Sumbawa Barat

Pjs Bupati KSB Tekankan Pentingnya Kontekstual Learning bagi Guru Dalam Mengajar

Pjs Bupati Sumbawa Barat Julmansyah, memberikan arahan kepada 36 calon guru penggerak Sumbawa Barat

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
ISTIMEWA
Festival Panen Hasil Belajar Kegiatan Lokakarya tujuh Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 10 Kabupaten Sumbawa Barat. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Festival Panen Hasil Belajar Kegiatan Lokakarya tujuh Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 10 Kabupaten Sumbawa Barat

Pjs Bupati Sumbawa Barat Julmansyah, memberikan arahan kepada 36 calon guru penggerak Sumbawa Barat dalam kegiatan yang digelar di SMKN 1 Taliwang.

Dia mengatakan bahwa Guru Penggerak adalah fasilitator.

Jika memandang kurikulum, guru bukan hanya sumber fatwa, tetapi juga sebagai fasilitator.

"Saya membayangkan sebagai orang yang di luar pendidikan, kurikulum kita perlu kontekstual learning. Dalam tekstual learning kadang kita akan menemukan kondisi di mana bahan ajar yang diterapkan di dalam kelas tidak merangsang inovasi bagi siswanya," katanya, Senin (28/10/2024).

Baca juga: Dulu Sebut Nadiem Makarim Tak Pengalaman Jadi Guru, JK Minta Prabowo Bijak Pilih Menteri Pendidikan

Ia menambahkan jika mata pelajaran biologi yang diajarkan guru di dalam kelas kalau hanya berbentuk teks, maka tidak akan membuat siswa terangsang untuk mengetahui secara lebih mendalam.

Ditambah lagi jika guru tidak pernah senyum dalam menyampaikan pelajaran, tentu siswa tidak nyaman dalam menerima pelajaran.

"Saya mengutip dari ilmu yang saya dapatkan sebagai fasilitator, ada poin yang bisa saya berikan yaitu fasilitator harus memiliki kemampuan menyimak, mampu menyederhanakan yang rumit, fokus terhadap apa yang disampaikan seseorang, jadi ketika siswa bertanya maka siswa akan merasa dihargai," jelasnya

Julmasnyah mengutip dari buku Paulo Freire tentang Pendidikan Kaum Tertindas. 

Dia membayangkan guru penggerak memberikan kebebasan kepada siswa untuk berinovasi, bukan lagi sarana untuk memberikan siswa dengan teks saja. 

Kontekstual learning sangat diperlukan dalam memberikan materi pembelajaran yang didorong oleh guru penggerak, yang relevan dengan kondisi ril di lapangan. 

Kelas yang sesungguhnya bagi siswa yaitu ketika terjun ditengah masyarakat. 

Banyak hal yang tidak ditemukan dalam bentuk teks tetapi ada di dalam konteks. 

"Jika ekosistem pembelajaran enak maka siswa akan enak belajar. Tantangan kontekstual itulah yang menjadi tantangan bagi guru penggerak," ujarnya 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved