Berita Kota Mataram
TPST Sandubaya Beroperasi, Mataram Optimistis Kurangi Timbunan Sampah di TPA Kebon Kongok
Pemkot Mataram targetkan menjadi kota yang bersih dari sampah serta menjadi daerah yang ramah lingkungan
Penulis: Andi Hujaidin | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Andi Hujaidin
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pemerintah Kota Mataram menargetkan menjadi kota yang bersih dari sampah serta menjadi daerah yang ramah lingkungan.
Pjs Walikota Mataram Tri Budiprayitno mengatakan saat beraudiensi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), salah satu upaya untuk mencapai target itu dengan melakukan pengelolaan manajemen sampah yang terukur.
Tri menyebut dengan berdirinya Tempat Pembuangan sampah Terpadu (TPST) di Sandubaya dengan fasilitas yang dirancang untuk pengelolaan sampah secara terpadu, mulai dari pengumpulan, pemilahan, hingga pengolahan sampah, dapat berfungsi untuk mendukung pengurangan sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Serta memaksimalkan pemanfaatan kembali bahan-bahan yang bisa didaur ulang atau diolah menjadi produk yang bernilai, diharapkan Kota Mataram bisa menekan residu akhir yang dikirim ke TPA Kebon Kongok," ujarnya Selasa (15/10/2024).
“Dengan berbagai inovasi yang telah diterapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram untuk mengatasi persoalan pengelolaan sampah, kita harapkan agar ketergantungan Kota Mataram terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok dapat berkurang hingga 2027, dengan target residu 0 persen," sambungnya.
Permasalahan sampah di Kota Mataram, seperti di banyak kota besar lainnya di Indonesia, menjadi salah satu isu lingkungan yang krusial.
Baca juga: Buntut Tak Ada TPS, Warga Sembalun Lawang Protes dengan Buang Sampah ke Kantor Desa
Dengan adanya pengelolaan sampah yang terintegrasi, sesuai dengan fungsi dan tujuan dibangunnya TPST Sandubaya tersebut, diharapkan bisa menjadi salah satu solusi penting dalam menciptakan kota yang bersih dan ramah lingkungan.
Ia juga mengapresiasi berbagai inovasi yang telah dilakukan DLH Kota Mataram selama ini. Inovasi tersebut antara lain, Mataran Maggot Center, Program yang mengandalkan maggot untuk mengolah sampah organik.
Pada sisi sosialisasi dan edukasi ada program Sekolah Lisan (Lingkungan dengan Sampah Nihil), sebuah Inisiatif yang diterapkan di 30 sekolah untuk mendidik siswa tentang pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Dan program Pesona Harum (Pengelolaan Sampah Organik Andalan Hasilkan Rupiah Atasi Masalah), sebuah Program pengolahan sampah organik yang tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menghasilkan pendapatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nizar Denny Cahyadi menambahkan saat ini DLH masih menangani persoalan limbah Rumah Potong Hewan (RPH) yang dimana limbah itu sering dibuang ke selokan, yang menyebabkan penurunan kualitas air.
Sebagai solusi, pihaknya berencana membangun Biodegister untuk mengelola limbah RPH menjadi biogas.
"Kedepannya limbah RPH akan dikelola secara lebih teroganisir. Pembuatan Biodegister ini direncanakan akan dibangun di kelurahan Ampenan Utara, dan diharapkan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat," tandasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.