Lombok Timur
Kentang Varietas Chitra Tumbuh Subur di Sembalun, Kini Jadi Komoditas Andalan Petani
Petani di kaki Gunung Rinjani, tepatnya di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, saat ini bisa tersenyum lega dengan pendapatan dari hasil budi
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Petani di kaki Gunung Rinjani, tepatnya di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, saat ini bisa tersenyum lega dengan pendapatan dari hasil budidaya kentang varietas chitra
Varietas lokal ini terbukti lebih menguntungkan dan lebih adaptif dengan lingkungan setempat dibandingkan varietas impor.
H. Musnaeli, kordinator lapangan dan budidaya kelompok tani horti 144 menceritakan, awal mula budidaya kentang di Sembalun. petani di Sembalun telah lama membudidayakan kentang dimulai 2004 lalu.
Setelah melalui berbagai uji coba, petani akhirnya menemukan varietas chitra memiliki potensi yang sangat menjanjikan.
"Varietas chitra ini kita kembangkan sendiri dari G nol. Hasilnya sangat memuaskan. Produktivitasnya jauh di atas varietas impor seperti Atlantik," ucap H. Musnaeli, Minggu (6/10/2024)
Diceritakan, sejak tahun 2004, para petani di kaki gunung Rinjani ini mulai berfokus pada kentang industri, bermitra dengan perusahaan besar seperti Indofood dan Biliss.
"Awalnya kita coba varietas Atlantik yang impor. Tapi setelah beberapa tahun, kita mulai kembangkan varietas lokal Chitra. Ternyata, varietas chitra ini lebih menguntungkan dan lebih cocok dengan kondisi tanah di Sembalun," ujar H. Musnaeli.
Salah satu keunggulan utama varietas Chitra adalah kemampuannya beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan, termasuk tanah yang kurang subur.
Selain itu, varietas ini juga lebih tahan terhadap hama dan penyakit, sehingga mengurangi biaya produksi.
"Varietas chitra ini lebih toleran terhadap penyakit. Jadi, kita tidak perlu terlalu sering menggunakan pestisida,"tambahnya.
Produktivitas tinggi, varietas chitra mampu menghasilkan umbi kentang lebih banyak per rumpun dibandingkan varietas impor.
H. Musnaeli menyebut, dari satu kuintal benih chitra, petani bisa mendapatkan hingga 1,5 ton kentang.
Varietas chitra terbukti lebih tahan terhadap hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kentang, sehingga petani tidak perlu sering melakukan penyemprotan pestisida.
Harga jual lebih tinggi, meskipun harga benih varietas citra lebih murah dibandingkan varietas impor, namun harga jual kentang hasil panennya lebih tinggi yakni Rp. 8.000.00 per kilogram di petani, sedangkan harga gudang atau di perusahaan itu per kilogram harganya Rp. 10.000.00.
Lombok Timur Bakal Gelar Car Free Night Dua Kali Sebulan, 50 UMKM Siap Ramaikan |
![]() |
---|
Produksi AMDK Asel Kembali Aktif, Bupati Lotim Minta OPD Ganti Air Minum di Kantor |
![]() |
---|
Baznas NTB Salurkan Bantuan Rumah dan Beasiswa untuk Keluarga Almarhum Tohir Royaldi |
![]() |
---|
Wabup Edwin Hadiwijaya Tekankan Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja |
![]() |
---|
Dikbud Lombok Timur Ajak Semua Pihak Terlibat dalam Pembangunan Sekolah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.