Pertanian

Pelatihan Pembuatan POC dan POB, Cara Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan di Desa Tetebatu Selatan

20 perwakilan dari kelompok tani Desa Tetebatu Selatan mengikuti pelatihan pembuatan Pupuk POC dan POB dari Universitas Mataram

Editor: Idham Khalid
Dok. Istimewa
Pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan Pupuk Organik Biochar (POB) di Desa Tetebatu Selatan, Lombok Timur belum lama ini. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Desa Tetebatu Selatan baru-baru ini menjadi lokasi pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan Pupuk Organik Biochar (POB) dari kohe sapi, yang diselenggarakan oleh tim akademisi.

Tim tersebut terdiri dari  Prof. Hailudin, Dr. Ir. Kisman, M.Sc, Suprayanti Martia Dewi, SP., dari Universitas Mataram dan Siti Zainab, SP., M.Si dari Universitas 45 Mataram. 

Pelatihan ini dihadiri oleh 20 perwakilan dari kelompok tani setempat,  pada 1 September 2024.

Kegiatan iini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam pengelolaan pupuk organik yang ramah lingkungan.

Saat ini, sebagian besar petani di Desa Tetebatu masih bergantung pada metode pertanian konvensional, dengan penggunaan pupuk kimia sintetis yang maksimal. Padahal, dengan kondisi dataran medium dan iklim lembab, desa ini memiliki potensi besar untuk mengembangkan tanaman hortikultura seperti kentang, tomat, dan wortel. 

Namun, banyak peternak yang kurang mampu memanfaatkan limbah ternak mereka untuk pembuatan pupuk kompos atau POC, padahal ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.

Sebagai desa wisata yang menarik banyak pengunjung lokal dan mancanegara, Tetebatu juga memiliki peluang untuk mengembangkan wisata pertanian ramah lingkungan. Hal ini bisa menarik minat pengunjung tidak hanya pada destinasi wisata, tetapi juga pada inisiatif pertanian yang berkelanjutan. 

Hingga saat ini, belum ada petani di sekitar desa yang menanam kentang dan wortel, sehingga ini menjadi kesempatan untuk memulai praktik pertanian semi-organik. 

Jika penanaman kentang dapat diterapkan dengan baik, desa ini bisa menjadi area penanaman baru, bahkan berpotensi sebagai produsen benih untuk daerah sekitar seperti Sembalun, yang dikenal dengan tingginya harga benih kentang.

Tantangan dan Solusi

Meskipun potensi pertanian berkelanjutan di Tetebatu sangat besar, namun masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi, seperti kurangnya pemahaman petani tentang pentingnya pertanian organik, keterbatasan sarana dan prasarana, serta kurangnya pengetahuan dalam pengolahan dan pemasaran produk pertanian.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, para dosen memberikan pelatihan yang komprehensif, mulai dari pembuatan POC dan POB, teknik budidaya tanaman hortikultura, hingga pemasaran produk pertanian secara daring. Selain itu, para peserta juga diajak untuk melakukan uji coba penerapan pupuk organik pada lahan pertanian mereka masing-masing.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved