Pilgub NTB 2024

Alumni Penerima Beasiswa NTB Sebut Program 10 Ribu Beasiswa Zul-Uhel Tidak Realistis

Alumni penerima beasiswa NTB Ahmad Humaedi setuju program beasiswa NTB dilanjutkan namun perlu dievaluasi

ISTIMEWA
Alumni penerima beasiswa NTB Ahmad Humaedi. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Zulkieflimansyah dan TGH Suhaili FT berjanji memberi beasiswa 10.000 warga NTB.

Duet yang maju di Pilgub NTB 2024 ini sebelumnya berkaca pada program beasiswa di masa periode pertama Zul.

Alumni penerima beasiswa NTB Ahmad Humaedi menyebutkan, program itu tidak masuk akal jika dilihat dari kebutuhan anggarannya.

"Jika 1 anak menghabiskan hampir 500 juta maka jika dikali 10.000, dari mana uangnya," kata Edi, Senin (16/9/2024).

Dosen salah satu kampus di Lombok Timur mengungkap NTB ini masih daerah yang miskin.

Sehingga pemimpin selanjutnya perlu mempertimbangkan program yang ditaksir bakal menyedot anggaran besar. 

Baca juga: Pj Gubernur NTB Hassanudin Lanjutkan Program Beasiswa NTB yang Digagas Bang Zul

Dia setuju program beasiswa NTB dilanjutkan namun perlu dievaluasi.

"Pemda melalui beasiswa NTB fokus pada perbaikan kualifikasi anak-anak NTB untuk bisa bersaing merebut beasiswa nasional bahkan internasional," ungkapnya.

Dia menyarankan beasiswa cukup diberikan pada pelatihan bahasa dan keterampilan lain yang diperlukan sebagai syarat lulus beasiswa.

"Jika mereka sudah siap bersaing maka mereka bisa mencari beasiswa sendiri. Jangan ujuk-ujuk dimanjakan dikirim ke luar negeri dengan biaya yang tidak sedikit," katanya.

Pembibitan SDM kata dia, jauh lebih baik jika jangka panjang. 

Baca juga: Daftar Lengkap Visi-Misi 3 Paslon Pilgub NTB 2024: Zul-Uhel, Rohmi-Firin, Iqbal-Dinda

Mengirim terlalun banyak dengan biaya besar bisa membuat APBD tidak sehat.

"Karena kita tahu bahwa beasiswa NTB sebelumnya melalui skema pembiayaan Pemda," sebutnya.

Dia berharap, siapapun nanti yang memimpin NTB, beasiswa NTB perlu di lanjutkan. 

Tapi bentuk beasiswa dan modelnya harus betul-betul dihitung.

"Serta program itu harus menganut azas manfaat yang lebih besar serta menghindari mudharat," tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved