CPNS 2024

CPNS di Era Digital: Metamorfosis Birokrasi dan Dilema Modernitas

Mungkinkah kita sedang menyaksikan kelahiran "kaum elite digital" dalam seleksi aparatur negara?

ISTIMEWA
Muhammad Makro Maarif Sulaiman. Mungkinkah kita sedang menyaksikan kelahiran "kaum elite digital" dalam seleksi aparatur negara? 

Oleh: Muhammad Makro Maarif Sulaiman, S.Sos., M.A.
Pegiat Tulisan di IG sosiologi_id

Seleksi CPNS di era digital menghadirkan panorama baru yang memikat sekaligus menantang. Digitalisasi yang diklaim sebagai tonggak transparansi dan efisiensi, nyatanya membawa kita pada labirin kompleksitas yang tak terduga.

Fenomena "industri digital persiapan tes CPNS" seperti bimbel online yang kini menjamur, ibarat proyektor yang memancarkan potret pergeseran transformasi sosial kita. Di balik gemerlap inovasi, tersembunyi ironi: akses pengetahuan yang semakin terstratifikasi. Mungkinkah kita sedang menyaksikan kelahiran "kaum elite digital" dalam seleksi aparatur negara?

Obsesi terhadap "passing grade" telah menjelma menjadi mantra sakral. Namun, bukankah kita patut bertanya: apakah angka-angka ini benar-benar merepresentasikan esensi pelayanan publik? Atau jangan-jangan, kita terjebak dalam ilusi kuantifikasi, mengabaikan aspek-aspek lain yang tak kalah krusial namun sulit diukur?

Media sosial, dengan algoritmanya yang misterius, turut andil dalam mengonstruksi narasi tentang "PNS ideal". Unggahan-unggahan yang viral seringkali menggambarkan sisi gemerlap, namun jarang menyentuh esensi pengabdian. Mungkinkah kita perlu merenungkan kembali makna sejati dari pelayanan publik di era likes dan followers?

Baca juga: 5 Fakta Pendaftaran CPNS 2024: Jumlah Pelamar Hingga Instansi Ramai Peminat

Sistem rekrutmen berbasis algoritma memang menjanjikan objektivitas. Namun, bukankah kita perlu waspada akan potensi bias yang mungkin tersemat dalam kode-kode digital tersebut? Bagaimana memastikan bahwa teknologi benar-benar menjadi alat untuk keadilan, bukan sebaliknya?

Di tengah disrupsi yang melanda berbagai sektor, animo tinggi terhadap CPNS mungkin merepresentasikan kerinduan akan stabilitas. Namun, apakah ini juga berarti kita perlu memikirkan ulang konsep "karier" dan "pengabdian" dalam konteks yang lebih luas?

Ke depan, tantangan kita bukan sekadar mengadopsi teknologi, tapi juga mereformulasi esensi birokrasi itu sendiri. Mungkin sudah saatnya kita mengeksplorasi model-model organisasi yang lebih adaptif, tanpa mengorbankan nilai-nilai fundamental pelayanan publik.

Bagi para pendaftar CPNS, persiapkanlah diri tidak hanya untuk menghadapi ujian, tapi juga untuk menjadi agen perubahan dalam sistem yang terus berevolusi. Ingatlah, di balik angka dan algoritma, tersimpan tanggung jawab besar terhadap masa depan bangsa.

Semoga refleksi ini dapat memperkaya wawasan kita dalam memahami dinamika CPNS di era digital yang penuh paradoks ini.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved