Berita NTB

6 Tahun Gempa Lombok, Wacana Pembangunan Musium Gempa Terus Disuarakan

Untuk mengenang peristiwa gempa besar 7,0 SR, wacana pembangunan musium gempa di Kabupaten Lombok Utara terus disuarakan

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Sekretaris Daerah NTB Lalu Gita Ariadi. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Mengenang enam tahun peristiwa gempa bumi bermagnitudo 7,0 SR yang mengguncang Lombok pada 5 Agustus 2018 lalu, yang mengakibatkan lebih dari 500 jiwa menjadi korban dan berbagai infrastruktur rusak berat.

Malam itu sekira selepas sholat magrib Lombok diguncang gempa dahsyat, ribuan warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Sementara di sebagian wilayah di Lombok juga sedang diguyur hujan.

Beberapa kali juga gempa susulan terus menerus mengguncang Lombok pada malam itu, seluruh wilayah di Lombok menjadi gelap gulita pada malam itu akibat listrik padam.

Mengenang peristiwa tersebut, Sekertaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Gita Ariadi, mengatakan agar peristiwa tersebut tidak untuk dilupakan melainkan harus terus-menerus dikenang.

"Ini bagian dari kita melawan lupa, bukan bermaksud mengawetkan trauma dimasyarakat tapi apapun pesannya kita berada di ring of fire (cincin api), makaknya kita disini melakukan langkah-langkah mitigasi sedini mungkin," kata Gita, Senin (5/8/2024).

Dari peristiwa itu juga memberikan banyak pelajaran terutama dalam merencanakan pembangunan inprastruktur di NTB, pasalnya letak geografis NTB yang dilintasi cincin api membuat NTB menjadi langganan gempa.

Baca juga: Kisah Mahasiswa Lombok Timur di Turki, Terbayang Gempa Lombok hingga Trauma

Gita juga mengatakan wacana pembangunan musium gempa di Kabupaten Lombok Utara juga terus disuarakan. Seperti halnya musium tsunami di Aceh, namun wacana itu terus menerus disuarakan sejak dulu.

"Ingat tsunami ingat Aceh, ingat gempa bisa datang ke Lombok mendatangi desa-desa praktik mitigasi di masyarakat langsung," kata mantan Pj Gubernur NTB itu.

Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Provinsi NTB juga melakukan literasi pengarusutamaan penanganan kebencanaan. Pemerintah juga menyiapkan biaya tidak terduga (BTT) dalam penanggulangan bencana alam, meskipun dana tersebut juga digunakan untuk penanganan inflasi. 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved